Misi diplomatik Amerika Serikat untuk perang Ukraina Dipertaruhkan oleh Wapres Kamala Harris.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mendarat di Eropa Timur 10 Maret lalu untuk sebuah misi penting memperkuat hubungan dengan sekutu Barat, dan mencoba untuk meredam pertikaian mengenai pesawat tempur antara Polandia dan AS.
Sejak Rabu, 9 Maret, Polandia sudah sibuk menawarkan pesawat tempur Mig-29 agar dikirim ke Ukraina. Warsawa yang khawatirnya minta ampun ingin mengirim 28 jet tempur Mig-29 buatan Russia ke Ukraina melalui pangkalan udara Amerika di Jerman.
Jet tempur itu gratis dan dapat segera dikerahkan, demikian Kemenlu Polandia, dan AS dapat mengambilnya dan membawanya ke Ukraina. Pada gilirannya, AS memasok Polandia dengan jet Amerika yang berkemampuan serupa.
Setidaknya, itulah rencana Polandia--yang kebetulan membuat AS benar-benar lengah. Tawaran Polandia itu dirancang untuk menghindari penampilan Polandia yang langsung mempersenjatai Ukraina.
Namun, Pentagon menolak gagasan itu dan memperingatkan bahwa akan terlalu berisiko untuk memasukkan jet tempur ke Ukraina tanpa harus memicu eskalasi berbahaya Russia.
Impian jet tempur Amerika yang berangkat dari pangkalan Amerika/Nato di Jerman untuk terbang ke wilayah udara Ukraina justru menimbulkan kekhawatiran serius bagi seluruh aliansi Nato, kata Jubir Pentagon, John Kirby. Ini jelas bukan soal macho-macho-an lagi, melainkan bagaimana agar Amerika tidak kehilangan muka.
"Kami akan terus berkonsultasi dengan Polandia dan sekutu Nato kami yang lain tentang masalah ini dan tantangan logistik yang sulit, dan kami tidak yakin proposal Polandia ini dapat dipertahankan," kilah Pentagon.
Wapres Harris - yang misinya ke Eropa sebagian besar dirancang untuk menyoroti persatuan Nato dalam menghadapi serangan tanpa henti Putin - tiba-tiba didorong ke dalam momen ketidakharmonisan yang langka antara sekutu Barat.