Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Ungkapan Hati Si Batu Penjuru"

21 Januari 2023   17:42 Diperbarui: 21 Januari 2023   17:40 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu Penjuru (https://spiritandtruthonline.org)

                                                                                     

Mereka pikir aku telah remuk

Mereka pikir aku telah terhapus dari sejarah

Mereka pikir mimpiku t'lah runtuh

Memang …

Saat itu aku seperti setetes uap di padang gersang,

Lenyap terhisap dalam kehancuran yang pedih

Saat itu mereka berhasil memukul remuk mimpiku,

Mimpi yang kupakai untuk bercermin, melihat indahnya jiwa mudaku

Memang …

Saat itu aku bagaikan halimun pagi, menghilang dalam terik kesia-siaan

Berjuta waktu telah berlalu sejak saat itu, dan kudapati bahwa aku telah berjalan terlalu jauh

Sejenak kutengadahkan mataku dan menoleh ke belakang

Ya! 

Aku hampir mencapai akhir dari jurang yang menganga ini

Walau mereka telah menghancurkan jembatan asaku,

Aku tetap bangkit dan menyusuri tepian jurang yang terjal ini

Di depan sana secercah fajar telah menungguku,

Dan aku tahu itu takdirku!

Dengan sisa-sisa serpihan jiwa yang masih bersembunyi di balik reruntuhan mimpiku…

Aku bangkit!

Kugenggam sebuah pecahan relik masa laluku yang berceceran, 

Kusadari suatu kebenaran tak terbantahkan ...

Aku istimewa dan akan selalu begitu!

Aku mungkin hancur dan lebur dihantam kebengisan dan kedengkian para musuhku

Tapi, aku selamat… 

Kini, aku lebih kuat dari diriku yang sebelumnya…

Kini, setelah menyatu dengan kehancuran, aku mendapati kenyataan yang paradoksal…

Aku telah menjadi batu penjuru bagi Istana yang akan mereka bangun…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun