Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Aneh"

20 Januari 2023   23:34 Diperbarui: 3 Februari 2023   22:27 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu, perpustakaan tetap buka seperti biasanya. Pendingin ruangan tetap meraung seperti yang sudah-sudah. Grislea sudah di sana dengan buku cakarannya. Masih di tempat duduk yang sama. Bangku No. 52 di sudut kiri ruangan. Ia masih setia membaca buku yang sama pula, sebuah buku Ensiklopedi Britanica yang tebalnya sekirar seribu halaman.

Empat puluh mata yang bersamanya di ruangan itu tetap awas dengan kehadiran makhluk aneh itu. Namun ada tiga pasang mata yang menyorot lebih tajam. Tiga pasang Mata dari gadis yang menamakan diri mereka sebagai geng WANORMALIS: Wanita Normal Internasional, orang-orang yang mengklaim diri paling teranggu dengan kehadiran wanita langka semacam Grisela.

Ketiga wanita itu hanyalah sampel kecil saja dari seluruh warga kampus Universitas Normal Nusantara, yang gerah dengan tingkah Grisela yang tak mencerminkan nama kampus mereka.

Semakin hari, batin Grisela makin tertindih, namun ia tak kunjung memberi komentar apa pun. Ia tetap tekun dalam diam, bahkan sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan gadis-gadis angkuh tersebut. Bagi geng Wanormalis, diamnya Grisela begitu mengganggu.

"Mungkin dia terkena Skizofrenia..."

"mungkin dia mengidap Autisme..."

"Apa dia pernah merasakan cinta? Mungkin dia makhluk yang kebal cinta."

"Kita tidak pernah tahu selama kita menutup mata dan telinga kita terhadapnya. Tampaknya kita malah jadi orang gila kalau terus menerus berpikir dan menilai dia seperti itu." John kembali membela Grisela. Ketiga gadis angkuh itu tersenyum kecut.

"Kamu lagi, kamu lagi. Hobinya membela Grisela terus..." Ketiganya menggerutu.

"Eh jangan-jangan kamu memang suka wanita aneh itu?" kata Barbara ketus.

"Eh iya. Bisa jadi." Kedua temannya menimpali secara serempak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun