Bagaimanapun, Presiden Jokowi merupakan pimpinan tertinggi dari seluruh abdi negara. Sehingga membenci Jokowi sama saja dengan melawan pemerintah yang sah.
Celakanya lagi, itu tadi, rasa tidak suka oknum abdi negara itu dituangkan di muka publik lewat status-status di media sosial. Apa mereka tidak malu? Atau memang tidak tahu ada aturan yang mengikat jempol mereka? Saya yakin mereka paham aturan itu, tetapi rasa kebencian telah mengalahkan segalanya, terutama akal sehat.
Semoga apa yang kita saksikan bersama-sama hari ini menjadi pembelajaran penting bagi seluruh abdi negara. Terutama bagi istri atau suami yang berseragam abdi negara.Â
Cobalah lebih bijak bermedia sosial, tanpa perlu mengungkapkan seluruh isi kepala ke layar ponsel Anda. Tetaplah menjadi menjadi abdi negara yang setia kepada pemerintahan yang sah.
Sementara bagi kelompok rakyat jelata, tetaplah kritis tanpa memfitnah. Silakan kritik pemerintah sekeras-kerasnya tetapi jangan pernah memfitnah. Saya sendiri kerap mengkritik Jokowi jika menurut saya kebijakannya kurang tepat atau malah melenceng jauh dari janji kampanyenya.
Namun perlu diingat bersama, mari hati-hati menggunakan jempol kita. Di dunia, bukan karena Bapa yang melihat dari sorga, tetapi karena penjara yang siap menanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H