Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

LGBTQI dan Hilangnya Hak Politik di NKRI. Siapa Peduli Derita Transpuan?

16 September 2022   12:05 Diperbarui: 17 September 2022   10:54 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INTERSEX: Istilah umum yang menggambarkan orang yang lahir dengan salah satu dari 30 variasi karakteristik seks yang berbeda termasuk kromosom, gonad, hormon seks, atau alat kelamin.

Dari semua istilah tersebut, Queer itu yang aku belum begitu paham. Mungkin ada pembaca Kompasiana yang bisa bantu menjelaskan?

Transpuan di NKRI Banyak Juga, Lho ...

Transpuan adalah kategori transgender yang lebih spesifik pada karakteristik pada sosok perempuan. Kita mengenal banci, bencong, waria, wadam, dan banyak istilah lainnya. Bahkan, beberapa daerah punya "istilah lokal" untuk menamakan golongan ini.

Waktu SD aku punya dua orang teman, SMP ada satu, dan SMA lebih banyak. Ketika bekerja di berbagai perusahaan, hampir selalu ada "makhluk istimewa" seperti ini. 

Biasanya mereka karena "keanehannya" sering jadi bahan hiburan dan lelucon (di antaranya dengan menyebutkan mereka sebagai "manusia setengah dewa, dengan setengahnya lagi adalah dewi" ...).

Walau sebaliknya, sering pula menimbulkan rasa iba. Apalagi ketika mereka curhat yang seringkali mengesankan tidak punya kuasa selain menerima kondisi dengan apa adanya dan terpaksa.

Estimasi jumlah mereka saat ini sekira 32.991 jiwa yang tersebar di Sumatera 8.466 jiwa, Jawa 13.627 jiwa, Kalimantan 2.675 jiwa, Sulawesi 5.389 jiwa, Bali Nusra 1.849 jiwa, dan Papua Maluku 985 jiwa. Banyak, 'kan?

Kaum "Setengah Manusia"

Selain "setengah dewa", hampir bisa dikatakan bahwa mereka juga "setengah manusia". 

Karena apa? Tak lain tak bukan, keberadaan mereka tidak diakui secara demografi dan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun