Mohon tunggu...
Paramesthi Iswari
Paramesthi Iswari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga. Sedang belajar untuk kembali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perempuan dan Fesyen Berkelanjutan, Kontribusi dalam Mengatasi Perubahan Iklim

19 Juni 2024   08:18 Diperbarui: 19 Juni 2024   08:37 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya daur ulang bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan pakaian bekas untuk berkreasi membuat pakaian baru (upcycling) atau untuk membuat barang lain yang masih bisa digunakan (repurpose), misalnya membuat selimut dengan kain perca. 

Beberapa brand fesyen terkemuka mulai menerapkan program "take back", yaitu menerima kembali produk yang telah usang untuk kemudian didaur ulang.  Terkadang program ini disertai dengan diskon untuk pembelian yang akan datang.  Program ini tentu layak untuk dimanfaatkan untuk berkontribusi terhadap upaya mengurangi limbah fesyen. 

4.  Membeli dari Brand  Fesyen Berkelanjutan

Produsen fesyen yang telah menerapkan prinsip-prinsip etis dan ramah lingkungan tentu perlu didukung untuk semakin meluas produknya.  Prinsip-prinsip etis tersebut adalah penggunaan bahan baku yang rendah karbon dan mudah terurai, proses produksi dengan menggunakan energi bersih dan terbarukan, dan mempekerjakan tenaga kerja yang dibayar dengan upah layak disertai kondisi kerja dan perlindungan yang memadai. 

5.  Merawat produk fesyen yang dimiliki agar tahan lama

Langkah sederhana ini dapat mengurangi limbah fesyen.  Beberapa tindakan sederhana yang bisa dilakukan antara lain: mencuci batik tanpa deterjen tapi menggunakan lerak agar warnanya tak cepat pudar, memilih memperbaiki pakaian yang rusak kecil dari pada membuangnya, mempelajari tehnik mencuci dengan mesin untuk menghindari baju menyusut, dll.

Konsumen Cerdas untuk Ekonomi Berkeadilan

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta adalah pasar yang menggiurkan bagi produsen fast fashion. Di tengah lesunya perekonomian global, platform market place digital maupun media sosial dapat menjadi kendaraan yang efektif bagi produsen dari negara lain untuk mengambil keuntungan dari rakyat Indonesia. 

Melalui market place dan sosial media, berbagai produk impor - termasuk fesyen - dijual dengan harga yang sering tidak masuk akal karena murahnya.  Situasi tersebut tentu menjadi ancaman bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang menjadi tumpuan hidup bagi sejumlah besar rakyat Indonesia.  Membiarkan UMKM untuk bertarung dengan pelaku fast fashion bermodal besar adalah sebuah ketidakadilan yang harus dilawan bersama. Di satu sisi pemerintah tidak boleh membiarkan ekosistem yang tidak sehat itu terus menerus menggerus perekonomian dalam negeri.  Di sisi lain, konsumen harus bisa bersikap kritis dan mengambil keberpihakan yang tegas terhadap produsen lokal.

Dalam konteks situasi tersebut, menerapkan fesyen berkelanjutan menjadi sangat relevan.  Fesyen berkelanjutan adalah langkah sederhana untuk berkontribusi terhadap kelestarian bumi sekaligus ekonomi yang berkeadilan.  

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun