3. Tentang kehidupan, agama dan kebudayaan orang-orang Papua
Terkait perspektif dalam melihat insiden Tolikara yang baru lalu:
http://crcs.ugm.ac.id/main/news/3511/tolikara-idul-fitri-2015-tentang-konflik-agama-mayoritas-minoritas-dan-perjuangan-tanah-damai.html
Belajar hidup berdampingan secara damai melalui filosofi Satu Tungku Tiga Batu di Fakfak
http://etnohistori.org/satu-tungku-tiga-batu-hubungan-tiga-agama-di-teluk-patipi-fakfak.html http://papuanvoices.net/2012/08/02/papua-calling.html
Upaya menyelamatkan identitas kebudayaan Papua, usaha membangunnya, dan alasan-alasan penindasan kebudayaan.
http://www.sastrapapua.com/2015/04/arnold-clemens-ap-membangun-budaya.html
http://etnohistori.org/ukulele-mambesak-membayangkan-identitas-budaya-papua-1970-1980-an.html
4. Tentang pelanggaran HAM di Papua
Menurut riset yang dilakukan oleh Asian Human Rights Commission dan International Coalition for Papua, konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun di Papua, Indonesia, terus menelan korban jiwa baik dari pihak masyarakat sipil, tentara, maupun anggota kelompok pemberontak. Pelanggaran hak asasi manusia (HAM)–mulai dari pembunuhan ekstrayudisial, intimidasi terhadap jurnalis hingga diskriminasi dalam akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesempatan ekonomi–masih berlangsung. Kesemuanya ini hanyalah puncak gunung es dari pelanggaran HAM terhadap masyarakat Papua dan pelanggaran tersebut membentuk perspektif mereka terhadap Indonesia saat ini.
http://www.tapol.org/id/reports/genosida-yang-diabaikan
Pelanggaran (intimidasi) sekitar tahun 1969 saat pepera itu bisa lihat dalam laporan ini; https://www.ictj.org/sites/default/files/ICTJ-ELSHAM-Indonesia-Papua-2012-Bahasa.pdf
Laporan dokumentasi Kelompok Kerja Pendokumentasian Kekerasan & Pelanggaran HAM Perempuan di Papua terhadap memori kekerasan dari ingatan Perempuan-perempuan Papua 1963-2009
http://dokumen.tips/documents/50102676-new-buku-laporan-stop-sudah-papua-revisi-2010.html
5. Tentang kekerasan dan pendekatan keamanan di Papua
Sejak reformasi, tidak ada status khusus terkait kemanan di Papua. Namun konsentrasi personil militer ada di wilayah itu. Sejumlah pihak meyakini de-sekuritisasi dan pengurangan personil militer akan mengurangi kasus kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua. Upaya ini membutuhkan perubahan cara pandang aparat, politik, dan kebijakan keamanan di Papua, secara mendasar.
De-Sekuritisasi Papua https://drive.google.com/file/d/0B4wnWYlTvrEEY3dZMFhMUWdVVW8/view
Kekerasan horizontal https://drive.google.com/file/d/0B4wnWYlTvrEER2dQVXk4X3RpdUk/view
6. Tentang orang-orang yang dipenjara