Sayang sekali, padahal kualitas grafisnya sangat baik. Anak saya yang baru dua tahun juga senang melihatnya, apalagi adegan kejar-kejaran Jarwo dan Adit. Apakah kritikan ini karena saya tidak cinta produk dalam negeri? Sebaliknya, ini masukan saya supaya film yang bagus ini bisa lebih baik: bisa lepas dari stereotip agama, suku, fisik, dan perilaku; lepas dari belenggu komersialisasi sponsor; mendidik tetapi tidak menggurui; dan memiliki perkembangan jalan cerita yang lebih dinamis dan kreatif, bukan sekedar ada masalah-konflik-klimaks dan selalu diakhiri dengan deus ex machina yang kelewat mujarab untuk menutup cerita.
*Tidak memperhitungkan inflasi sejak jaman penayangan film Si Unyil, yang menurut saya punya jalan cerita jauh lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H