Mohon tunggu...
Panji Septo Raharjo
Panji Septo Raharjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya sangat menyukai dinamika politik di tanah air. Tidak hanya seru, politik di Indonesia sangat hidup dengan berbagai kelakar dan cerita-cerita lucu yang menyertainya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Demokrasi: Pemilihan Presiden di Negeri Fantasi

15 Februari 2024   16:47 Diperbarui: 17 Februari 2024   00:39 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar YouTube KPU RI

Dimulailah cerita tentang 'benteng terakhir konstitusi' yang dikhianati. Mulanya, ada beberapa pihak yang meminta syarat calon wakil presiden diubah sesuai usia anak Pak lurah. Namun, hal itu bukan perkara mudah karena persyaratan menjadi kontestan tak hanya berakal. Ia paham betul bahwa kontestasi ini sangat sakral.

Akan tetapi, akhirnya syarat yang berat itu bisa digoyang sang paman. Seluruh dataran tanah air bergetar karena keputusan yang dianggap mengangkangi konstitusi itu. Sebagai adik ipar Pak lurah, sepertinya mendukung keponakan menjadi wakil pemimpin bukan hal yang sulit.

Alhasil, sang jenderal bisa berpasangan dengan anak Pak lurah. Hal tersebut pastinya memberi keuntungan yang besar. Belajar dari pengalaman dua kali dikalahkan Pak lurah, sepertinya sang jenderal ingin diberi wejangan agar bisa duduk di kursi pemerintahan dengan nyaman.

Keuntungan itu sudah tercermin sejak sang jenderal menggaet anak sulung Pak lurah. Kabarnya, ia ingin generasi Z yang akan ikut memeriahkan pesta demokrasi dirangkul erat. Sebagai anak muda, sang jenderal ingin anak Pak lurah bisa menjadi representasi para pemilih yang berjumlah lebih dari 50 persen itu.

Dengan begitu, tiga pasang calon presiden dan wakil presiden sudah terbentuk. Kini, mereka akan melakukan aktivitas kampanye dan debat yang dipenuhi gimik-gimik tak lucu jelang pemilu. Namun, apakah pemilihan akan berjalan dengan jujur, adil, dan seru?

Cawe-cawe Pak lurah belum usai, dia diduga mengerahkan seluruh bawahan dan kekuatan untuk memenangkan sang jenderal bersama anaknya satu putaran. Dengar-dengar, putaran pertama akan menentukan kemenangan para kontestan. Kaki tangan Pak lurah dari berbagai kalangan juga dikerahkan untuk melakukan sejumlah survei.

Semua mesin bergerak, amunisi mulai ditembakkan ke segala penjuru demi kekuasaan yang kelompok ini tuju. Amunisi dibagi-bagi kepada banyak pihak untuk melakukan kampanye. Tak hanya alat peraga seperti baliho dan poster, kabarnya mereka juga mengerahkan bantuan sosial untuk warga.

Apakah hal itu salah? Entahlah. Gaya kampanye tiga pasangan calon pemimpin ini memang berbeda-beda. Ada yang mengajak masayarakat berdiskusi, melakukan kunjungan blusukan, serta melakukan orasi di depan para pendukungnya sambil berjoget ria.

Pada akhirnya, koalisi pertama dan ketiga mulai bergerak usai mendengar kabar Pak lurah ikut-ikutan promosi sang jenderal. Mereka berusaha melakukan antisipasi, sayangnya kebobolan itu sudah terjadi jauh-jauh hari. Apakah satu dan tiga akan bergabung karena tak ingin kalah melawan Pak lurah dalam kontestasi yang mengandalkan kekuasaan dan dugaan-dugaan kecurangan?

Sebelum pencoblosan dan pemungutan suara, kaki tangan Pak lurah sudah memberi kabar. Sang jenderal dan anak sulungnya akan memenangkan sekitar 50 hingga 58 persen suara. Artinya, mereka akan memenangkan kontestasi dalam satu putaran. Di sisi lain, kubu satu dan tiga ketar-ketir karena data yang mereka terima sama seperti hitung-hitungan kubu Pak lurah.

Suara mulai dikumpulkan, penghitungan cepat mulai dilaksanakan. Rupanya benar, pasangan jenderal dan anak Pak lurah memenangkan pertarungan dengan satu kali putaran. Keduanya mencundangi dua pasangan lain dengan mengantongi lebih dari 50 persen suara mutlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun