Mohon tunggu...
Panji Ansari
Panji Ansari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-2 Pendidikan Kader Ulama Universitas PTIQ Jakarta

Panji Ansari, S.Ag. adalah seorang mahasiswa di Program Pendidikan Kader Ulama di Universitas PTIQ Jakarta. Sebagai seorang penulis, pembicara, dan konten kreator, Panji memiliki dedikasi tinggi dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang studi Islam, ia aktif berkontribusi dalam berbagai kegiatan akademis dan keagamaan. Panji terkenal karena kemampuannya menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, baik melalui tulisan, ceramah, maupun konten digital.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dialektika Aliran Murjiah: Tinjauan Sejarah, Ajaran, dan Relevansinya dalam Teologi Islam

28 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 28 Juli 2024   17:21 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, Status Pelaku Dosa Besar, salah satu karakteristik utama Murjiah adalah sikap mereka terhadap pelaku dosa besar. Berbeda dengan Khawarij yang menganggap pelaku dosa besar telah kafir, Murjiah berpendapat bahwa selama seseorang masih beriman dalam hatinya, ia tetap dianggap mukmin meskipun melakukan dosa besar (Shahrastani, 1993: 139-140). Mereka menunda penilaian akhir tentang nasib pelaku dosa besar hingga hari kiamat.

Keempat, Optimisme Keselamatan, Murjiah cenderung optimis dalam memandang keselamatan umat Islam di akhirat. Mereka berpendapat bahwa Allah Maha Pengampun dan kemungkinan besar akan mengampuni dosa-dosa umat Islam, kecuali syirik (Watt, 1985: 34-35). Pandangan ini didasarkan pada interpretasi mereka terhadap beberapa ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang luasnya rahmat Allah.

 

Ayat yang digunakan untuk melegitimasi Aliran Murjiah

Istilah Murjiah tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an, beberapa ayat sering digunakan untuk mendukung atau mengkritik pandangan mereka:

2. Surah An-Nisa/4: 48

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar." (Departemen Agama RI, 2009: 86)

Murjiah sering menggunakan ayat ini untuk mendukung pandangan mereka tentang luasnya pengampunan Allah dan optimisme keselamatan bagi umat Islam (Al-Razi, 1420: 91-92). Mereka menafsirkan bahwa selama seseorang tidak melakukan syirik, ada harapan besar untuk mendapatkan pengampunan Allah.

2. Surah az-Zumar/39: 53

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun