3. Polytheisme, percaya pada banyak Tuhan, dikenal dalam agama Hindu sebagai dewa dan dewi.
4. Monotheisme, keyakinan pada satu Tuhan, bisa dalam bentuk absolut atau non-absolut.
5. Pantheisme, percaya bahwa jiwa setiap makhluk kembali kepada Tuhan, yang juga hadir dalam berbagai bentuk duniawi.
6. Henoteisme, pandangan bahwa banyak dewa ada dalam satu kesatuan, dengan satu yang mendominasi.
7. Monoisme, konsep Tuhan tunggal yang meliputi seluruh alam.
8. Ateisme, ketiadaan kepercayaan pada Tuhan, atau percaya bahwa pencarian Tuhan telah tercapai.
Dalam konsep Brahma Widya, terdapat pula mantra-mantra yang bersumber dari kitab Atharwa Weda. Kitab ini kaya akan mantra-mantra yang memiliki kekuatan spiritual, digunakan untuk mengatasi gangguan alam dan penyakit yang berakar dari rasa iri hati manusia.
Mantra-mantra dalam Atharwa Weda dianggap sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Namun, karena kekuatan yang dimilikinya, terjemahan mantra-mantra ini sering dijaga kerahasiannya agar tidak disalahgunakan oleh siapa pun.
Atharwa Weda memuat sejumlah besar mantra yang dianggap memiliki daya magis atau kekuatan penyembuhan. Mantra-mantra ini diyakini dapat menghasilkan energi positif yang dapat mengatasi berbagai masalah spiritual dan fisik. Penggunaannya harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan pengertian tentang kekuatan yang terkandung di dalamnya.
Dalam praktik Hindu, pengucapan mantra-mantra ini sering disertai dengan ritual dan meditasi yang mendalam. Tujuannya bukan hanya untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi juga untuk mengembangkan koneksi spiritual dengan Tuhan.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang mantra-mantra ini sangatlah penting bagi umat Hindu yang menggunakannya sebagai bagian dari praktik keagamaan mereka. Ini juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kesucian dan keaslian ajaran agama Hindu, serta penggunaan yang bertanggung jawab terhadap sumber daya spiritual yang dimiliki oleh tradisi tersebut.