Mohon tunggu...
Luh Putu Pani Audina
Luh Putu Pani Audina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha

Saya adalah mahasiswi dari salah satu kampus yang terkenal di Bali yakni Universitas Pendididkan Ganesha atau biasa disebut UNDIKSHA. Saya lahir di Singaraja pada tanggal 5 Juni 2005 dan zodiak saya adalah zodiak yang dibenci banyak orang yaitu Gemini. Tidak banyak hal spesial yang bisa diceritakan dalam hidup saya tapi ingat "Life Must Go On".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketuhanan dalam Hindu: Brahma Widya

19 Maret 2024   08:34 Diperbarui: 19 Maret 2024   08:38 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama Hindu, yang tumbuh pesat di Indonesia, merupakan salah satu agama tertua di dunia. Ia dikenal karena ajarannya yang meliputi segala aspek kehidupan, baik itu dalam skala individu maupun kosmos. Dengan konsep Tuhan yang bisa bersifat (saguna) atau tidak bersifat (nirguna), agama ini menunjukkan fleksibilitas dan universalitasnya.

Hindu mempercayai bahwa Tuhan dapat dimanifestasikan sesuai keinginan manusia, dari yang indah hingga yang menakutkan, memudahkan umatnya untuk mendekatkan diri pada-Nya. Kehadiran agama Hindu telah membentuk warisan spiritual dan budaya yang kaya selama ribuan tahun.

Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan konsep Brahma Widya sebagai salah satu ajaran dari agama Hindu. Brahma Widya, yang memiliki arti sama dengan Teologi dalam bahasa Sanskerta, terdiri dari kata Brahma yang berarti tuhan dan Widya yang berarti pengetahuan.

Secara etimologis, Teologi dalam bahasa Yunani, theologia, terbentuk dari kata theos yang berarti tuhan dan logos yang berarti wacana atau ilmu. Jadi, Brahma Widya adalah ilmu yang membahas kesejatian Tuhan dalam agama Hindu, mencakup segala aspek yang terkait dengan-Nya. Ini merupakan konsep ilmu pengetahuan agama, khususnya dalam konteks agama Hindu, yang membahas keagungan dan kesejatian Tuhan, atau Ida Shang Hyang Widhi Wasa.

Kedudukan Brahma Widya dalam agama Hindu sangatlah vital. Bagi umat Hindu, penting untuk menyelidiki lebih lanjut tentang ilmu ketuhanan yang terkandung dalam konsep Brahma Widya. Pemahaman mengenai Tuhan dalam agama Hindu berbeda dengan agama-agama lainnya, dan kurangnya pemahaman akan konsep dasarnya bisa menimbulkan keraguan terhadap keyakinan sendiri.

Keraguan semacam itu, jika tidak diatasi, dapat berkembang menjadi ketidakpercayaan terhadap agama yang dipeluk. Seperti yang dinyatakan dalam Brahma Sutra I.I.I., mempelajari tentang Tuhan adalah suatu hal yang penting, karena dianggap sebagai jalan menuju kesempurnaan (moksa).

Secara sejarah, semua ajaran dalam agama Hindu ditemukan dalam kitab Veda, yang terdiri dari Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastusti. Di antara sumber-sumber tersebut, yang paling penting adalah Sruti dan Smrti.

Dalam kitab-kitab tersebut, kita dapat menemukan penjelasan tentang konsep ketuhanan dalam agama Hindu, terutama Brahma Widya. Sebagai penganut agama Hindu, sumber utama ajaran diperoleh dari kitab suci Veda yang memuat wahyu Tuhan (Sruti) yang diungkapkan kepada para Maharsi pada masa penurunan Veda.

Sumber utama yang pertama kali mengungkapkan pengertian tentang Brahma Widya (Ketuhanan) dan aspek-aspeknya dapat ditemukan dalam kitab Veda Sruti. Kitab ini meliputi Mantra, Brahmana, dan Aranyaka, yang membahas berbagai aspek ajaran Hindu. 

Selain itu, kitab Mantra seperti Reg Veda, Sama Veda, Yajur Veda, dan Atharwa Veda, serta kitab Smrti seperti Vedangga dan Upaveda, juga mengandung berbagai ajaran tentang Ketuhanan Hindu. Kitab-kitab agama dan sastra yang dianggap sebagai Veda kelima, termasuk Bhagavadgita, juga menjadi sumber penting yang mengajarkan tentang Tuhan Yang Esa. Kitab-kitab lain seperti Mahanirwana Tantra, Jnana Siddhanta, dan sejenisnya, turut memiliki peran penting dalam memahami konsep Ketuhanan.

Namun, untuk pemahaman yang paling komprehensif, kitab Brahma Sutra menjadi rujukan utama yang menguraikan pokok-pokok pemahaman tentang Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa.

Di sisi lain, kitab Mahanirwana Tantra merupakan sebuah kitab Tantra yang mendalami berbagai aspek sifat Tuhan Yang Esa dalam konteks penghayatan spiritual. Dikatakan bahwa kitab ini menyampaikan ajaran yang diajarkan langsung oleh Tuhan melalui dialog antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati.

Sumber-sumber tertulis yang berdiri sendiri, atau otonom, telah ada sejak abad pertama, seperti kitab Purana yang jumlahnya puluhan. Purana menguraikan konsep-konsep mitologis tentang Tuhan, yang sering kali menimbulkan perbedaan dalam pemahaman tentang-Nya dengan sumber-sumber lainnya. Karena itu, bagi umat Hindu, penting untuk mendalami ilmu ketuhanan yang benar, terutama yang tercakup dalam konsep Brahma Widya. 

Brahma Widya memberikan landasan pemahaman yang kokoh tentang sifat-sifat Tuhan dalam agama Hindu, memungkinkan umatnya untuk mengembangkan pengertian yang lebih mendalam dan memperkuat keyakinan mereka. Dengan demikian, pemahaman yang tepat tentang konsep ini menjadi esensial bagi umat Hindu untuk memperkaya spiritualitas mereka dan menjaga keutuhan ajaran agama Hindu.

Dalam konsep Brahma Widya, pemujaan terhadap Brahma atau Tuhan dibagi menjadi dua model yang berbeda: 

Nirguna Brahma atau Transendental (Tuhan Yang Abstrak), yang menggambarkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sesuatu yang tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh pikiran manusia. Tuhan berada di luar batas pemikiran manusia dan makhluk lainnya, sebagaimana dinyatakan dalam teks Kawi "tan kagrahita dening manah mwang indriya" (Rg. Veda X.90.1). Dalam model ini, Tuhan dipuja dalam keabstrakan yang tak terbayangkan.

Saguna Brahma atau Immanent (Tuhan Yang Berwujud), menggambarkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam bentuk yang dapat dipahami oleh rasa dan pikiran manusia. Dia dipuja dalam ribuan nama atau gelar "sahasranama" (Rg. Veda I.146.46). Model ini dikenal sebagai "Saguna Upasana". Beberapa nama-Nya termasuk Sang Hyang Acintya (yang tak terbayangkan), Sang Hyang Jagatnatha (raja segala raja), dan Sang Hyang Jagatkarana (pencipta alam semesta).

Kedua model ini menunjukkan beragam cara dalam memahami dan menyatakan bhakti kepada Tuhan dalam agama Hindu. Sementara Nirguna Brahma mengajarkan kesadaran akan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya memahami Tuhan, Saguna Brahma memberikan kemungkinan untuk berhubungan dengan Tuhan melalui wujud yang dapat dipahami oleh pikiran dan perasaan manusia. Dengan demikian, kedua model ini memberikan kerangka bagi umat Hindu untuk mengekspresikan bhakti mereka sesuai dengan pemahaman dan keyakinan individu masing-masing.

Dalam ajaran Brahma Widya dalam agama Hindu, terdapat beragam pendekatan untuk mengekspresikan rasa bhakti kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Beberapa model penghayatan terhadap Tuhan antara lain:

Animisme, yang percaya pada keberadaan roh atau jiwa yang tak kasat mata di seluruh jagat raya, yang diyakini sebagai leluhur yang memengaruhi kehidupan mereka.

2. Dinamisme, keyakinan akan kekuatan gaib dalam benda dan tempat tertentu yang mempengaruhi kehidupan manusia.

3. Polytheisme, percaya pada banyak Tuhan, dikenal dalam agama Hindu sebagai dewa dan dewi.

4. Monotheisme, keyakinan pada satu Tuhan, bisa dalam bentuk absolut atau non-absolut.

5. Pantheisme, percaya bahwa jiwa setiap makhluk kembali kepada Tuhan, yang juga hadir dalam berbagai bentuk duniawi.

6. Henoteisme, pandangan bahwa banyak dewa ada dalam satu kesatuan, dengan satu yang mendominasi.

7. Monoisme, konsep Tuhan tunggal yang meliputi seluruh alam.

8. Ateisme, ketiadaan kepercayaan pada Tuhan, atau percaya bahwa pencarian Tuhan telah tercapai.

Dalam konsep Brahma Widya, terdapat pula mantra-mantra yang bersumber dari kitab Atharwa Weda. Kitab ini kaya akan mantra-mantra yang memiliki kekuatan spiritual, digunakan untuk mengatasi gangguan alam dan penyakit yang berakar dari rasa iri hati manusia.

Mantra-mantra dalam Atharwa Weda dianggap sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Namun, karena kekuatan yang dimilikinya, terjemahan mantra-mantra ini sering dijaga kerahasiannya agar tidak disalahgunakan oleh siapa pun.

Atharwa Weda memuat sejumlah besar mantra yang dianggap memiliki daya magis atau kekuatan penyembuhan. Mantra-mantra ini diyakini dapat menghasilkan energi positif yang dapat mengatasi berbagai masalah spiritual dan fisik. Penggunaannya harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan pengertian tentang kekuatan yang terkandung di dalamnya.

Dalam praktik Hindu, pengucapan mantra-mantra ini sering disertai dengan ritual dan meditasi yang mendalam. Tujuannya bukan hanya untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi juga untuk mengembangkan koneksi spiritual dengan Tuhan.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang mantra-mantra ini sangatlah penting bagi umat Hindu yang menggunakannya sebagai bagian dari praktik keagamaan mereka. Ini juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kesucian dan keaslian ajaran agama Hindu, serta penggunaan yang bertanggung jawab terhadap sumber daya spiritual yang dimiliki oleh tradisi tersebut.

Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa Brahma Widya adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ketuhanan dalam ajaran agama Hindu. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu utama yang harus dipahami oleh setiap individu yang menjalankan keyakinan Hindu.

Konsep ini sejalan dengan penjabaran dalam kitab Brahma Sutra III, yang menekankan pentingnya mempelajari ketuhanan dengan benar dan tepat. Kitab tersebut menggambarkan memahami aspek-aspek ketuhanan sebagai sebuah jembatan yang mengantar kita menuju kesempurnaan atau moksa.

Dalam konteks agama Hindu, Brahma Widya membuka jalan untuk pemahaman yang lebih dalam tentang sifat-sifat Tuhan, konsep penciptaan, dan hubungan manusia dengan Tuhan.

Memahami konsep ini tidak hanya memberikan wawasan spiritual, tetapi juga menjadi dasar bagi praktik keagamaan yang benar dan koneksi yang lebih kuat dengan Tuhan.

Pentingnya Brahma Widya juga tercermin dalam kompleksitasnya, yang mencakup beragam model pemujaan dan konsep tentang Tuhan, mulai dari yang abstrak hingga yang personal.

Ini menegaskan bahwa pemahaman tentang ketuhanan tidaklah statis, tetapi berkembang seiring dengan pemahaman dan pengalaman individu dalam perjalanan spiritual mereka.

Dengan demikian, Brahma Widya bukan hanya sekadar pengetahuan teoretis, tetapi juga merupakan panduan praktis bagi umat Hindu dalam mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang Tuhan dan tujuan spiritual mereka.

Dengan mempelajari ilmu ini dengan sungguh-sungguh, diharapkan umat Hindu dapat memperkuat iman mereka, mengatasi keraguan, dan akhirnya mencapai kesempurnaan atau moksa yang menjadi tujuan akhir dalam ajaran agama Hindu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun