Mohon tunggu...
Mauritz Panggabean
Mauritz Panggabean Mohon Tunggu... -

An Indonesian, a Batak, a christian. Husband, father, son, brother, normal person. R&D engineer. Graduate of Institut Teknologi Bandung (ST), Technische Universiteit Eindhoven (MSc/ir), and Norwegian University of Science and Technology (PhD). Currently a student at the Norwegian School of Theology. A permanent student at the school of life.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Orang Kristen Memilih Pemimpin Terutama karena Kesamaan Agama?

18 Mei 2017   05:24 Diperbarui: 18 Mei 2017   16:24 4163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

alasan-ahok-591ca199317a618c0e29b2b6.jpg
alasan-ahok-591ca199317a618c0e29b2b6.jpg

Tabel 3. Hasil Pilgub DKI Jakarta 2017 Putaran II

2017-591cb633317a61f81629b2b6.jpg
2017-591cb633317a61f81629b2b6.jpg
Bukti kedua saya ambil dari data Pilpres 2014 [5] di Tabel 4. Dari total responden Referensi [5] ada 14.3% non-Islam, mendekati persentase penduduk non-Islam Indonesia sebesar 12.82% menurut data Badan Pusat Statistik [6]. Total ada 6.96% + 2.91% = 9.87% penduduk Indonesia penganut Kristen dan Katolik. Ini ekivalen dengan 77% dari seluruh penduduk non-Islam Indonesia. Di data [5] ada 85.9% dari seluruh responden non-Islam tanpa TT/TJ yang memilih Jokowi-JK. Dari keempat orang di dua paslon, siapakah yang secara keluarga paling dekat dengan non-Islam? Sesuai fakta kita tahu bahwa ibu kandung dan saudara kandung Prabowo beragama Kristen. Jika kesamaan agama adalah faktor utama dan terutama, maka persentase pemilih Prabowo-Hatta yang non-Islam pasti tidak akan sekecil hanya 14.1% dari responden yang non-Islam karena hampir semua pemilih Kristen dan Katolik akan memilih Prabowo. Tetapi itu ternyata tidak terjadi. Pertanyaannya, ada apa dengan Jokowi-JK dan gerbongnya sehingga mayoritas non-Islam memilih mereka? Ada apa pula dengan Prabowo-Hatta dan kelompoknya sehingga jauh lebih sedikit non-Islam memilih mereka? Silakan sidang pembaca menjawabnya sendiri.

Tabel 4. Hasil Pilpres 2014 

2014-591cb8d41cafbde436b64888.jpg
2014-591cb8d41cafbde436b64888.jpg
Bukti ketiga adalah jawaban atas pertanyaan 2 di atas. Saya tidak setuju jika ada orang Kristen seperti tudingan SA sebab sejauh saya memahami iman Kristen, menjadikan kesamaan agama sebagai faktor dominan dalam menentukan pilihan itu tidak ada dalam ajaran Kristen. Saya bersimpati dengan Pak Ahok, tapi itu sama sekali bukan karena dia seagama dengan saya. Ketiga alasan pemilih Ahok tadi kurang lebih sesuai dengan alasan saya mendukung Ahok. Yesus tidak datang ke dunia untuk membangun sebuah kerajaan di dunia atas dasar ajaran Kristen. Yesus tidak pernah memerintahkan murid-murid dan umatNya untuk membangun imperium politik setelah Dia bangkit dari kematian dan naik ke sorga. Tidak ada tercatat dalam Alkitab bahwa Yesus berniat untuk menjadi mencari kekuasaan dunia sebagai pemimpin politik atau penguasa militer. Kekuasaan dan kekayaan dunia itulah satu dari tiga godaan Iblis kepada Yesus di padang gurun sebelum Dia memulai karya pelayananNya, namun Dia menolaknya dan menghardik Iblis sesuai Injil Lukas 4:5-8 berikut.

"Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu. Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Jika Yesus berambisi jadi penguasa dunia, mudah sekali bagi Dia mendapatkannya bukan? Berapa banyak manusia di dunia ini yang datang menyembah kepada Iblis demi mendapatkan kekuatan, kekuasaan, kekayaan, kecantikan, ketenaran, kesuksesan, dan semua yang didambakan dan dicari manusia? Tapi bukan demikian jalan Yesus Kristus yang menjadi teladan bagi umat Kristen. Lalu apakah misi Yesus turun ke dunia menjelma sebagai manusia dari anak dara Maria? MisiNya adalah untuk menjadi tebusan untuk manusia berdosa dari dosa mereka dengan mengorbankan diriNya menderita dan mati di kayu salib. Cara paling menyakitkan, menghinakan dan merendahkan untuk mati! Namun Yesus lalu bangkit dari kematian di hari ketiga dan mengalahkan maut sehingga mereka yang percaya kepadaNya tidak binasa di kematian kekal tapi memperoleh hidup yang kekal bersama Dia. Itu sebab kemanapun mayat Yesus dicari tidak akan ketemu. Demikian juga rasul-rasul Kristen, yaitu murid-murid Yesus sendiri, tidak ada mengajarkan umat untuk memilih pemimpin atas dasar kesamaan agama.

Sekarang inilah tiga alasan teratas pemilih Anies-Sandiaga sesuai Tabel 4.

  1. Agamanya sama dengan saya (agama)
  2. Bisa membawa perubahan (janji)
  3. Program-program yang dijalankan atau dijanjikan paling meyakinkan (janji)

Nomor satu adalah kesamaan agama! Itu diungkapkan oleh lebih dari setengah pemilih Anies-Sandi yang dari seluruhnya 99.0% Islam menurut Tabel 3!  Alasan 2 dan 3 menurut saya pada dasarnya adalah soal janji. Ini bukti yang sangat jelas untuk membantah pernyataan SA di atas bahwa pemilih beragama Islam tidak memilih pemimpin karena kesamaan agama sebagai faktor pertama dan utama. Perlu dipertegas bahwa pemilih Islam Anies-Sandi (dan sepertinya mayoritas pemilih Islam kubu biru [1]) saja yang seperti itu. Secara umum pemilih Islam Ahok-Djarot (dan sepertinya mayoritas pemilih Islam kubu merah [1]) tidak begitu.

Tabel 4. Alasan memilih paslon di Pilgub DKI 2017 Putaran II diurutkan menurut pemilih Anies-Sandiaga

alasan-anies-591ca239317a613c0629b2b6.jpg
alasan-anies-591ca239317a613c0629b2b6.jpg
Menyinggung istilah radikal dan radikalisasi, ada yang menarik di analisis Saiful Mujani Research & Consulting atas exit poll mereka di Pilgub DKI 2012 Putaran II. Di Gambar 2 SMRC menggunakan istilah sekularisasi politik saat mengajukan pertanyaan ini ke responden: apakah menurut mereka Islam melarang memilih pemimpin dari non-Muslim atau tidak? 49.8% menjawab tidak, 44.5% ya dan 6.7% tidak tahu. SMRC secara eksplisit menyematkan label sekuler kepada pemilih muslim yang tidak mengasosiasikan agama dan pilihan politik (secara kuat). Sesuai dengan definisi implisit dari SA di atas, maka secara logis pemilih muslim radikal pasti tidak akan memilih calon non-Islam sebagai pemimpin, sebagus apapun kualitasnya, dan sebaliknya pasti akan memilih calon beragama Islam meski secara kualitas, rekam jejak, bukti karya, rentang pengalaman, dan integritas ada calon non-Islam yang lebih baik.

smrc-sekuler-591c5efd327b61eb44314b5f.jpg
smrc-sekuler-591c5efd327b61eb44314b5f.jpg

Gambar 2. Sekulerisasi politik di Pilgub DKI 2012 Putaran II menurut SMRC [7]

Angka di 2012 seperti di Gambar 2 tadi berubah jauh dalam waktu hanya lima tahun, seperti ditunjukkan di Gambar 3. Andaikata diasumsikan sebagai kemungkinan terburuk bahwa migrasi pemilih Islam dari merah ke biru dominan diakibatkan oleh radikalisasi dan politisasi agama, maka jika data pemilih berdasarkan suku di 2012 dan 2017 dibandingkan (lihat Tabel 4), perubahan (radikalisasi) tersebut terjadi paling banyak di pemilih suku Minang, suku lainnya, suku Sunda dan suku Jawa (urutan besar ke kecil). Namun secara jumlah pemilih yang pindah, suku Jawa, Sunda, lainnya, dan Minang berkontribusi paling besar (urutan besar ke kecil) [8].

indikator-agama-591c60078423bddc628d51d6.jpg
indikator-agama-591c60078423bddc628d51d6.jpg

Gambar 3. Sekulerisasi (atau radikalisasi?) politik di Pilgub DKI 2017 Putaran II

Tabel 4. Rekapitulasi Pemilih di Pilgub DKI Putaran II 2012 dan 2017 Berdasarkan Suku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun