Mohon tunggu...
Mauritz Panggabean
Mauritz Panggabean Mohon Tunggu... -

An Indonesian, a Batak, a christian. Husband, father, son, brother, normal person. R&D engineer. Graduate of Institut Teknologi Bandung (ST), Technische Universiteit Eindhoven (MSc/ir), and Norwegian University of Science and Technology (PhD). Currently a student at the Norwegian School of Theology. A permanent student at the school of life.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi Saya dari Pilgub DKI 2017

9 Mei 2017   18:31 Diperbarui: 10 Mei 2017   12:58 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut ini adalah jawaban saya (cetak miring) atas pertanyaan2 refleksi yang saya tuliskan di sini. Semoga berguna.

A. Kedaulatan Tuhan 

1) Sungguhkah Allah berdaulat atas dan di dalam segala sesuatu -- peristiwa, benda, lembaga, pribadi -- baik dalam kemenangan maupun kegagalan yang dialami manusia baik umum maupun umat kepunyaan-Nya?

Ya. Saya percaya Dia izinkan itu semua terjadi, meski itu bukan kehendakNya.

2) Bagaimana gambaran saya tentang kedaulatan rencana dan karya Allah dalam dunia manusia yang adalah ciptaan dengan potensi dan tanggungjawab dahsyat sebagai gambar-Nya? Apakah itu dengan "mem-by-pass" secara intervensi dari luar, atau dengan melibatkan, bekerja bersama di dalam, melingkupi dan melibatkan baik unsur alami, segala tatanan manusia -- sosial, ekonomi, politis, religius?

Jika mencermati sejarah dunia ini, saya melihat Allah tidak hobi melakukan intervensi. Benar, Dia melibatkan manusia ciptaanNya yg telah Dia ciptakan dengan kemampuan membuat pilihan, dan bukan seperti robot.

B. Rencana dan cara kerja Allah 

1) Apakah konsep dan gambaran saya tentang hal ini bersifat statis dan mempasifkan manusia, atau dinamis dan melibatkan manusia dengan keseluruhan tatanan dunia manusia serta kosmos? 

Secara konsep sebagai Kristen seharusnya saya mengikuti pola pikir Allah, yaitu "dinamis dan melibatkan manusia dengan keseluruhan tatanan dunia manusia serta kosmos". Namun praktiknya kerap kali tidak menunjukkan itu. Ini satu hal yang harus saya ubah ke depan.

2) Sejauh mana saya terlibat aktif dalam doa dan karya mengerjakan rencana dan cara kerja Allah ke kehidupan doa, pribadi, kerja, keluarga, pertetanggaan? 

Kurang jauh, harus lebih jauh lagi. Soal pribadi, kerja, keluarga sepertinya oke aja. Tapi pertetanggaan dan bermasyarakat ini satu hal yang harus saya ubah ke depan, khususnya jika di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun