Dan di sana, tidak ada basa-basi. Kita datang, potong, selesai. Tidak ada tawaran kopi, tidak ada musik indie, dan tidak ada gaya rambut template. Yang ada hanyalah gunting, cermin, dan percakapan kecil soal kabar kampung.
Lagipula, apa sebenarnya yang kita cari dari potong rambut? Apakah kita mencari gaya hidup, pengalaman estetis, atau hanya rambut rapi yang sesuai keinginan?
Barbershop modern mungkin menawarkan suasana dan pengalaman yang berbeda, tapi kalau soal hasil, saya rasa masih banyak yang perlu diperbaiki. Kreativitas para barber muda ini harus lebih diberdayakan. Jangan sampai mereka terjebak dalam zona nyaman gaya rambut template yang itu-itu saja.
Sementara itu, tukang cukur tradisional tetap menjadi oasis di tengah hiruk-pikuk tren modern. Dengan segala kesederhanaannya, mereka mengingatkan kita bahwa kadang, hal-hal sederhana itu justru yang paling berarti.
Jadi, kapan terakhir kali potong rambut di tukang cukur tradisional? Kalau sudah lama, mungkin ini saatnya kembali dan merasakan lagi bagaimana potong rambut tanpa drama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI