Mohon tunggu...
Pangestu Adika Putra
Pangestu Adika Putra Mohon Tunggu... Desainer - Pekerja Visual

Nobody

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Barbershop Kekinian: Keren di Gaya, Hasil Cukur Biasa aja!

24 Januari 2025   13:57 Diperbarui: 24 Januari 2025   13:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Barbershop (Source : Freepik / Editing : Dika)

Gaya Rambut Template

Saya tidak tahu siapa yang menciptakan template potong rambut di barbershop modern ini, tapi dari pengamatan saya, ada dua model yang mendominasi.

Pertama, gaya rapi belah samping lalu disisir ke belakang ala-ala John LBF. Kedua, gaya mullet yang idnetik dengan gayanya Jeffrey Nichol atau entah selebritas mana lagi yang sedang naik daun. Masalahnya, gaya-gaya ini rasanya dipaksakan jadi solusi universal untuk semua pelanggan.

Tidak peduli bagaimana bentuk kepala atau tipe rambut pelanggan, sang barber sering kali mengarahkan kita ke salah satu dari dua pilihan itu. Rambut tebal, tipis, ikal, atau lurus tidak menjadi sesuatu yang dipertibangkan. Hasil akhirnya tetap sama: template.

Hal ini saya alami sendiri beberapa kali. Setiap kali saya meminta gaya yang berbeda, mereka seolah ragu-ragu, seperti tidak percaya diri. Kadang malah seperti punya mantra andalan, "Kalau model ini cocok banget buat anak muda, Mas." Padahal, saya cuma minta model rambut mandarin yang tidak terlalu ribet, bukan gaya universal yang bikin kepala saya jadi tiruan kepala orang lain.

Dan hal tidak menyenangkannya, setiap kali saya jalan-jalan di mall, supermarket atau ngopi di kafe, orang-orang di sekitar saya terlihat seperti fotokopian. Rambutnya mirip-mirip semua, sampai saya bingung ini barbershop atau pabrik cetak rambut.

Proses Panjang dan Melelahkan

Selain soal kreativitas, ada satu lagi yang bikin saya kadang ingin menyerah untuk potong rambut di barbershop modern, prosesnya yang lama sekali.

Kalau di tukang cukur tradisional langganan saya cukup 10-15 menit selesai, di barbershop modern bisa sampai 30-45 menit. Bahkan, ada yang lebih lama dari itu.

Saya paham bahwa mereka ingin memberikan pelayanan dan hasil terbaik. Tapi, apakah setiap helai rambut yang dipotong harus melalui proses diskusi dan rapat?

Sering kali, proses ini terasa seperti drama yang tidak berkesudahan. Ada bagian yang sudah dipotong dan dirapikan, eh, balik lagi dan diulang-ulang terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun