Mohon tunggu...
Pangestu Adika Putra
Pangestu Adika Putra Mohon Tunggu... Desainer - Pekerja Visual

Nobody

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Penting Gak Penting, Desain Grafis untuk Kehidupan yang Lebih Baik

11 Oktober 2024   11:14 Diperbarui: 11 Oktober 2024   11:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering merasa gatel ingin turun tangan. Saya ingin sekali bilang, "Pak, Bu, coba pakai font yang lebih elegan sedikit, warna yang lebih kalem, atau mungkin spasi yang lebih manusiawi?" Tapi ya, mana mungkin. Nyatanya, tidak semua orang melihat visual branding dari sudut pandang saya. Dan mungkin, mereka juga nggak peduli.

Kadang saya mikir, apa saya terlalu berlebihan? Apa saya yang kurang realistis, mengharapkan estetika di tempat-tempat yang bagi orang lain tidak terlalu penting? Tapi kemudian saya ingat, bahwa branding bukan cuma soal seni atau estetika. Ini soal strategi, soal bagaimana kita membentuk persepsi orang terhadap sebuah merek.

Setiap kali saya lihat desain yang kureng, saya merasa ada potensi yang terbuang. Bukan hanya karena desainnya jelek, tapi karena pesan yang ingin mereka sampaikan akhirnya terdistorsi. Dan itu menyedihkan, terutama karena saya tahu betapa powerful-nya sebuah visual yang ditata dengan benar.

Banyak orang mungkin berpikir, "Yang penting pesan sampai, nggak usah neko-neko." Tapi bagi saya, desain bukan cuma soal informasi sampai atau tidak. Ini tentang bagaimana informasi itu diterima. Apakah orang merasa tertarik? Apakah mereka nyaman melihatnya? Atau malah jadi pengen cepat-cepat buang muka karena visualnya kureng?

Sebelum ada yang salah paham, saya perlu klarifikasi dulu, bukan berarti saya merasa lebih pintar atau sok perfeksionis. Saya paham betul, membuat desain yang baik itu bukan perkara mudah. Ada banyak sekali variabel yang terlibat, mulai dari budget, waktu, hingga selera klien yang kadang sulit diprediksi. Ini bukan tentang menyalahkan siapa pun, apalagi merendahkan pekerjaan teman-teman di bidang kreatif lain.

Sekali lagi, saya bukan sedang mencoba jadi hakim estetika. Saya hanya menyayangkan kalau kesempatan untuk membuat komunikasi visual yang bagus, yang bisa meningkatkan kualitas brand atau bisnis, malah terbuang karena kurangnya perhatian terhadap detail kecil dalam visual atau desain. Seandainya saja lebih banyak pebisnis yang paham betapa pentingnya melibatkan desainer profesional, mungkin kita bisa melihat wajah kota yang lebih estetik, bukan?

Dan sebelum ada yang menuduh saya lagi promosi jasa desain atau branding, saya tegaskan: saya nggak sedang jualan. Di Indonesia ini, banyak sekali agency branding, agency marketing, studio desain, atau profesional yang siap membantu. Kalau kita sadar bahwa urusan komunikasi visual bukan bidang yang kita kuasai, ya kenapa nggak melibatkan mereka saja? Pilih yang paling relevan buat bisnis kita, tanyakan biayanya, komunikasikan budget yang kita punya.

Kalau agency branding terasa mahal, ya coba pindah ke studio yang lebih kecil. Kalau studio masih terlalu tinggi, bisa kok tanya langsung ke desainer atau profesional secara personal. Banyak opsi di luar sana, tinggal pintar-pintar kita memilih mana yang paling cocok. Intinya, kita punya banyak pilihan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Tapi, poin utamanya bukan di mana kita cari jasa atau berapa besar biayanya. Yang penting adalah kesadaran bahwa citra bisnis kita itu penting. Jangan asal-asalan bikin visual, apalagi untuk sesuatu yang akan dilihat banyak orang. Kualitas visual itu bisa jadi tolok ukur seberapa serius kita dalam menjalankan bisnis. Kalau desainnya terlihat asal, bukankah itu bisa membuat kesan bahwa bisnis kita juga dikerjakan setengah hati?

Dan inilah kenapa, meskipun sering merasa kesal, saya tetap tidak bisa lepas dari dunia ini. Sampai kapan pun, saya akan tetap memandangi visual-visual di jalan dengan tatapan kritis, sambil berharap suatu saat ada yang paham bahwa desain itu bukan sekadar estetika, tapi juga pesan yang bisa bikin dunia jadi lebih baik atau setidaknya, lebih enak dilihat.

Jadi, buat saya, melihat kehidupan sehari-hari dari sudut pandang branding adalah cara saya tetap waras. Di balik setiap kesalahan desain, saya melihat peluang untuk perbaikan, untuk sebuah pesan yang bisa lebih baik lagi. Ini mungkin hal sepele, tapi bagi saya, ini adalah harapan kecil di tengah lautan desain yang sering kali bikin frustasi, baik diruang digital maupun diruang publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun