Mohon tunggu...
Pancha Ratna Sary
Pancha Ratna Sary Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi saya menonton film dan ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B dalam Mengenal Bentuk-bentuk Geometri

12 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:29 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 Kondisi yang melatar belakangi  adanya praktik baik ini adalah kemampuan anak masih belum berkembang dalam mengenal bentuk-bentuk geometri dari 14 anak hanya 5 anak yang sudah dapat mengenal bentuk geometri sisanya 9 anak masih belum berkembang dalam mengenal bentuk-bentuk geometri.

Setelah dilakukan pengamatan ternyata sebagian anak masih kesulitan dalam mengenal bentuk-bentuk geometri dan mengelompokkannya.

Kemudian kurangnya pembelajaran yang dapat menstimulasi anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri, pembelajaran masih monoton yaitu pengenalan bentuk-bentuk geometri masih menggunakan gambar sehingga anak mudah merasa bosan.

Selain itu dari sisi strategi dan media pembelajaran kurang inovatif sehingga anak kurang tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan teman sejawat yang mengatakan bahwa saat anak di tanya berbagai bentuk-bentuk geometri mereka masih bingung untuk menjawab nama dari bentuk geometri tersebut.

     Praktik ini dibagikan karena guru merasa banyak rekan guru lain yang mengalami permasalahan yang sama yaitu kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri belum berkembang dengan baik.

Sehingga diharapkan praktik ini dapat memotivasi dan dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan guru lain dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik bagi anak didik.

     Sebagai guru PAUD memiliki kewajiban untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan dari pembelajaran dan hasil dari belajar anak dapat tercapai sesuai hasil yang diharapkan.

Selain itu bertanggung jawab membuat rancangan pembelajaran yang menarik untuk mengatasi masalah tersebut serta melaksanakan aksi nyata untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

     Dari praktik pembelajaran yang telah dilakukan tantangan yang dialami oleh guru adalah motivasi belajar anak yang masih rendah, belum tersedianya LCD Proyektor untuk menunjang proses pembelajaran, jaringan internet yang terkadang tidak stabil, proses perekaman video praktik saat pembelajaran yang tidak tersimpan karena terkendala pada memori penyimpanan.

     Unsur-unsur yang terlibat  disini adalah anak sebagai subjek pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran inovatif, teman sejawat terlibat untuk membantu proses perekaman video pembelajaran inovatif, kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran inovatif.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu mendesain perencanaan pembelajaran yang bermuatan HOTS, mendesain perencanaan pembelajaran yang menggunakan Pendekatan Saintifik, mendesain perencanaan pembelajaran dengan bermuatan TPACK, menyusun jadwal pelaksanaan pembelajaran, memonitor atau memantau proses pelaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran, berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait sarana dan prasarana yang belum memadai, melakukan wawancara dengan teman sejawat terkait proses pembelajaran yang dilakukan.

Strategi yang digunakan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu menerapkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak, model pembelajaran yang digunakan yaitu Problem Based Leaning dimana melalui model pembelajaran ini, anak dapat mengembangkan prinsip bermain sambil belajar, metode pembelajaran yang digunakan yaitu bercakap-cakap, demonstrasi dan pemberian tugas, media pembelajaran yang digunakan berupa benda konkret, media visual dan media audio visual, teknik penilaian yang diterapkan yaitu penialaian ceklis, catatan anekdot dan hasil karya.

Proses pembelajaran yang dilakukan yaitu guru mengenalkan buah-buahan yang sudah di potong bentuk-bentuk geometri ( lingkaran, persegi, segitiga, persegi panjang dan setengah lingkaran), guru mendemonstrasikan cara melakukan kegiatan, anak di minta menyusun sate buah sesuai yang dicontohkan guru dengan urutan persegi, segitiga, lingkaran, persegi panjang dan setengah lingkaran, guru memberikan pengawasan kepada anak, setelah semua buah berbentuk geometri tertusuk, anak menyebutkan bentuk geometri dari sate buah yang dibuat anak satu persatu.

Berbagai unsur yang terlibat dalam pembelajaran yang dilakukan adalah anak sebagai subjek pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan pembelajaran, teman sejawat terlibat untuk membantu proses perekaman video pembelajaran, kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran, orang tua yang terlibat menyiapkan anak-anak sebelum proses pembelajaran.

Berbagai sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi pembelajaran ini adalah dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan  sesuai tema diantaranya :

Bermacam-macam buah, tusuk sate, piring, kartu gambar buah, tutup botol yang ditempel huruf, stik es krim yang di tempel huruf, pensil warna, cat air, laptop, jaringan internet, video pembelajaran yang menarik terkait tema pembelajaran, biaya untuk membeli berbagai macam buah-buahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran, durasi waktu pembelajaran sekitar 180 menit.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan adalah kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri menjadi meningkat, motivasi belajar anak lebih meningkat, suasana pembelajaran anak lebih menyenangkan dan anak lebih aktif dalam pembelajaran, anak lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, serta anak sudah dapat mengenal nama dari bentuk-bentuk geometri yang ditunjuk oleh guru.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan penerapan kegiatan membuatsate buah berbagai bentuk geometri hasil yang diperoleh sangat efektif karena dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri.

Ini dibuktikan dari hasil penilaian pada pertemuan pertama tingkat keberhasilannya adalah 76,92% dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan yang signifikan dengan persentase  keberhasilan sebesar 91,66%.

Menurut pendapat dari kepala sekolah melalui media konkret berupa sate buah berbagai bentuk geometri ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri.

Selain itu anak-anak terlihat sangat senang dan antusias saat kegiatan mengenal bentuk-bentuk geometri dengan media sate buah serta mampu mengikuti instruksi atau arahan dari guru sampai kegiatan selesai.

Teman sejawat juga menyampaikan pendapatnya sangat setuju dengan pembelajaran mengenalkan bentuk geometri melalui kegiatan membuat sate buah berbagai bentuk geometri ini, selain anak dapat mengenal bentuk, warna buah dan nama buah, anak juga dapat belajar untuk makan buah-buahan karena banyak anak- anak yang tidak menyukai buah-buahan.

Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, kemampuan guru dalam penguasaan kelas agar kondusif, kemampuan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ditandai dengan keaktifan anak saat proses pembelajaran berlangsung, serta penerapan media, model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru yang harus menarik.

Pembelajaran yang dapat diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan adalah guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang menarik bagi anak, mampu menganalisis permasalahan yang dialami oleh anak serta mencari solusi dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang inovatif bagi anak agar anak lebih aktif mengikuti pembelajaran yang kita lakukan.

Selain itu perlunya membuat perencanaan yang matang sebelum proses pembelajaran berlangsung seperti menyiapkan RPP, media dan alat pembelajaran serta strategi pembelajaran yang menarik bagi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun