Terdapat dua instrumen utama yang dapat digunakan dalam menjalankan basis strategi ketiga ini. Instrumen pertama adalah melalui kemitraan keamanan praktis (practical security cooperation) dengan negara-negara yang berselisih di LCS. Instrumen kedua adalah adalah melalui diplomasi guna menjaga arsitektur keamanan regional yang tetap stabil.
Indonesia diharapkan dapat menerapkan Strategic Smart Move Blueprint sebagai kerangka kebijakan luar negeri terkait LCS. Diharapkan Indonesia dapat memperoleh tiga manfaat utama baik secara geo-ekonomi, geo-politik maupun geo-strategi dari cetak biru strategi ini.Â
Pertama adalah Indonesia dapat menjadi pemimpin diplomasi ASEAN terkait LCS. Tentunya sekaligus menjadi pemain berpengaruh dalam diplomasi bilateral dengan negara klaiman non ASEAN seperti China serta negara berkepentingan seperti Amerika Serikat, Jepang dan India.Â
Kedua adalah Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi dari masuknya investasi dan peningkatan perdagangan dengan negara klaiman dan berkepentingan di LCS utamanya China.Â
Ketiga adalah diharapkan Indonesia dapat meningkatkan kapasitas militer melalui kerja sama alutsista dan transfer teknologi serta terjaganya arsitektur dan tata kelola keamanan regional di kawasan sekitar LCS.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Buszynski, L. (2012). Chinese Naval Strategy, the United States, ASEAN and the South China Sea. Security Challenges, 8(2), 19-32.
Fravel, M. T. (2011). China's strategy in the South China Sea. Contemporary Southeast Asia, 292-319.
Gurung, A. S. B. (2018). China, Vietnam, and the South China Sea. Indian Journal of Asian Affairs, 31(1/2), 1-20.
Jain, R. (2019). The South China Sea Issue. Indian Journal of Asian Affairs, 32(1/2), 27-48.