Aspek Manajemen Dalam Analisis Kelayakan Bisnis
penulis artikel oleh: Bima Bryan, Eko Samuel Rivaldo Sinaga, Fatya Ayu Priasti, Nabila Dwi Afifah Lubis, dan Pamela Subihana Putri
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Studi kelayakan bisnis atau analisis kelayakan bisnis sangat penting untuk dilakukan sebuah perusahaan. Karena studi kelayakan bisnis membahas bagaimana sebuah bisnis dapat dikatakan layak untuk dilakukan. Yang menjadi fokus dalam studi kelayakan bisnis adalah dengan melakukan identifikasi atas potensi masalah yang akan terjadi dan memungkinkan untuk mengancam bisnis. Dan di mana sebuah bisnis akan dijalankan. Kita harus memahami bahwa rencana bisnis dan sebuah analisis kelayakan bisnis adalah dua hal yang berbeda sehingga kita harus memberikan perhatian yang berbeda pula pada kedua topik tersebut.
Pengertian Analisis Kelayakan Bisnis.
Menurut John, analis kelayakan atau studi kelayakan adalah sebuah cara atau studi yang digunakan untuk mengkaji secara menyeluruh dan komprehensif serta mendalam dan telitit terhadap sebuah kelayakan atas sebuah usaha. Sebuah usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak untuk dijalankan dapat merujuk pada hasil perbandingan dari seluruh faktor dan aspek yang akan digunakan dan dialokasikan dalam sebuah usaha atau bisnis yang baru dibentuk dengan hasil pengembalian yang akan diperoleh pengusaha dalam jangka dan rentang waktu yang tertentu.
Manfaat Analisis Kelayakan Bisnis
Dengan dilakukannya sebuah analisis kelayakan bisnis, maka akan memberikan keuntungan dan manfaat bagi beberapa pihak yang terkait atas usaha yang akan dijalankan antara lain;
1. Pihak investor
Dengan dilakukan analisis kelayakan bisnis maka investor dapat mengetahui berapakah modal yang harus ditanamkan atas sebuah usaha, dan juga nilai tambah yang akan dihasilkan dalam sebuah perusahaan. Contohnya tambahan pendapatan, tambahan modal, dan nilai perusahaan sendiri. Selain untuk melihat nilai tambah, analisis kelayakan bisnis juga dapat melihat risiko yang akan dihasilkan oleh investor.
2. Pihak Kreditur
Analisis kelayakan bisnis dapat membantu kreditur untuk melakukan penentuan atas sebuah usaha pantas untuk di danai atau tidak. Sebagai seorang pihak eksternal, Kreditur juga ingin melihat bagaimana solvabilitas dari sebuah perusahaan bekerja, agar kreditur bisa memastikan bahwa sebuah usaha dapat mengembalikan dana yang telah diberikan oleh kreditur.
3. Pihak manajemen.
Sebagai salah satu pihak internal yang menjalankan sebuah usaha, maka pihak manajemen harus melakukan perencanaan sumber daya yang baik. Selain itu manajemen perlu melakukan perencanaan atas sumber daya yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan, dan hasil apa yang ingin dicapai dalam pelaksanaan sebuah usaha, dampak, dan risiko yang akan terjadi.
4. Pihak Regulator
Pihak Regulator adalah sebuah pihak yang berkaitan dengan bagaimana sebuah bentuk usaha akan direncanakan dan dijalankan. Dan regulator adalah sebagai pengawas dalam jalannya kegiatan usaha yang akan berkaitan langsung dengan industri yang dijalankan dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat sekitar, maupun perekonomian.
Pengertian Manajemen
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai sebuah pengelola, pengaturan atau penataan. Manajemen juga dapat diartikan dengan serangkaian proses atau kegiatan termasuk dalam perencanaan, pengambilan sebuah keputusan, organisasi, pemimpin, pengendalian terhadap usaha yang dipusatkan pada sumber daya yang akan dipakai. Antara lain, pegawai, keuangan, gedung dan kendaraan, serta informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pengelolaan agar dapat mencapai sebuah tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.
Peran Aspek Manajemen dalam Analisis Kelayakan Bisnis
Ibrahim menjelaskan bahwa jika dalam sebuah usaha untuk menjalankan sebuah proyek telah dinyatakan layak dan dapat untuk dikembangkan, peran dari manajemen tentu saja tidak dapat diabaikan untuk mencapai keberhasilan dari usaha yang akan dijalankan. Walaupun prospek, tujuan dan gagagsan dari sebuah usaha sangat baik dan sangat visioner, namun jika tidak didukung dengan manajemen yang baik maka tidak dapat dipungkiri hasil dari usaha tersebut bisa saja kurang maksimal.
Pada umumnya, sebuah tujuan usaha yang di jelaskan pada sebuah analisis kelayakan bisnis adalah sebuah tujuan yang bersifat makro dan masih harus dijabarkan dan dijelaskan dalam bentuk mikro atau tujuan yang lebih spesifik mengenai hal hal tertentu sehingga pengerjaan bisa berjalan secara sistematis, tepat, dan efisien. Berikut adalah peran Aspek Manajemen dalam analisis kelayakan bisnis antara lain, proses perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan, serta pelaksanaan dalam pengawasan.
1. Perencanaan
Tujuan atau goals yang ingin dicapai dalam usaha atau proyek yang digagas harus melalui perencanaan yang sangat matang. Perencanaan ini antara lain dapat dilakukan dengan membuat perencanaan atas kebijakan dalam perusahaan dan pedoman kerja untuk para pegawai agar nantinya ketika proses operasional tengah berlangsung dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Â
Selain itu, perencanaan untuk anggaran dalam sebuah perusahaan sangatlah penting dan harus dibuat sebaik mungkin. Misal anggaran untuk membeli bahan baku, mesin, pembayaran tenaga kerja dan lain sebagainya. Dengan perencanaan anggaran yang tepat maka kegiatan usaha akan berjalan dengan baik.
2. Pengorganisasian
Agar pelaksanaan perencanaan lebih mudah untuk dilakukan, maka perlu dibentuk adanya kelompok kerja berdasarkan kegiatan apa saja yang harus dilakukan, dan mengelompokkan individu dalam hubunhan kerja yang berisi tugas tugas yang membawahi seluruh bagian kegiatan dari sebuah usaha. Pengorganisasian ini dapat dilakukan secara nyata dan tepat dengan membagi jobdesc atau pekerjaan ke dalam sebuah struktur organisasi agar kegiatan menjalankan tugas dapat berjalan dengan lebih sistematis.Â
Perlu diperhatikan bahwa pembentukan struktur organisasi harus sesuai dengan bentuk usaha yang akan dijalankan sehingga efisiensi dapat berjalan dengan baik. Setelah adanya struktur organisasi yang tepat, maka pengadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pun dapat dilakukan.
3. Pengadaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja ditentukan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban pekerjaan yang berbasis pada struktur organisasi yang telah dibuat sebelumnya. Tenaga kerja disesuaikan dengan kompetensi yang telah dimiliki, pendidikan, kursus khusus atau pelatihan, jenis keahlian, atau bahkan diperlukan pendidikan ulang untum dasar pengetahuan pada sebuah departemen dalam struktur organisasi yang akan dimasuki oleh tenaga kerja. Pengadaan tenaga kerja harus benar benar diperhatikan agar tujuan usaha dapat tercapai dengan baik.
4. Pelaksanaan Pengarahan
Dalam menjalankan tugas yang sudah dibebankan pada tenaga kerja nanti, pemimpin dalam sebuah perusahaan atau sebuah proyek harus dapat memimpin anggota anggotanya dalam menjalankan tugas. Sebagai seorang pemimpin perlu diingat bahwa pemimpin tidak boleh semena-mena dalam melaksanakan pengawasannya dan harus memberikan tanggung jawab kepada tenaga kerja denga  tanggung jawab pula. Seorang pemimpin juga harus dapat meningkatkan kerja sama dan solidaritas antar sesama karyawan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
5. Pelaksanaan Pengawasan
Pemimpin perusahaan harus mengawasi kinerja perusahaan secara teratur dan berkesinambungan. Karena apabila hasil dari sebuah proses produksi tidak berjalan dengan baik maka sebagai seorang pemimpin harus melakukan tindakan perbaikan secara tepat dan benar agar kesalahan atau kekurangan tidak terjadi secara terus menerus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI