Mohon tunggu...
Pambyn _88
Pambyn _88 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said surakarta Prodi Pendidikan Agama Islam

Hobi mengaji suka ikut organisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Menakjubkan Misteri di Balik Wahyu dalam Turunnya Al-Qur'an

4 Desember 2024   13:20 Diperbarui: 4 Desember 2024   13:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

4.Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq

Pada zaman ini terjadinya perang yamamah yang menyebabkan banyak penghafal Al-Qur'an gugur. Setelah itu Abu Bakar ash-Shidiq mengkhawatirkan akan hilannya kitab suci ini. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengumpulkan seluruh ayat-ayat Al-Qur'an dan kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit yaitu seorang pemuda cerdas dan hafal Al-Qur'an untuk memimpin tugastugas mulia ini. Zaid mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai sumber, termasuk hafalan para sahabat dan tulisan-tulisan yang tersebar. Ayat-ayat tersebut kemudian disusun menjadi satu mushaf yang utuh. Langkah ini bertujuan untuk melestarikan Al-Qur'an, menjaga kemurniannya, dan mencegah perbedaan penafsiran dikalangan umat islam. Mushaf yang dikumpulkan pada masa Abu-Bakar menjadi dasar bagi mushaf Utsmani yang kita gunakan hingga kini, membuktikan keberhasilan upaya para sahabat dalam menjaga warisan agung dari Rasulullah SAW.

 

5.Kodifikasi mushaf Usmani pada masa pemerintahan Utsman bin Affan

Setelah nabi Muhammad SAW wafat, muncul perbedaan cara membaca Al-Qur'an. Untuk mengatasi hal ini, Khalifah Utsman bin Affan mengumpulkan dan menyalin semua mushaf Al-Qur'an yang ada menjadi satu versi yang seragam. Tujuannya adalah menjaga kemurnian Al-Qur'an dan menyatukan umat islam. Hasil dari upaya ini adalah mushaf Utsmani yang kita kenal sekarang. Mushaf ini menjadi standar bacaan Al-q-Qur'an bagi seluruh umat islam. Inti penjelasan berikut yaitu pengumpulan Al-Qur'an pada masa Utsman adalah upaya untuk menjaga kesucian dan kesatuan Al-Qur'an.

6.Mukjizat ilmiah dalam Al-Qur'an

Konsep mukjizat ilmiah dalam Al-Quran menyoroti adanya informasi ilmiah yang sangat akurat dalam ayat-ayat Al-Quran, padahal informasi tersebut baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. ini dianggap sebagai bukti keagungan Allah SWT. Keajaiban ini di mana banyak ayat Al-Qur'an ternyata sudah menjelaskan hal-hal ilmiah jauh sebelum manusia menemukannya. Ini membuktikan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu dari Allah. Contohnya, Al-Qur'an sudah menjelaskan tentang pembetukan embrio manusia, pemisahan langit dan bumi, dan lapisan-lapisan laut. Meskipun begitu, Al-Qur'an bukan sebuah buku tentang sains. Memahami mukjizat ini membutuhkan pemahaman agama dan ilmu pengetahuan. Dan Al-Qur'an mengandung banyak keajaiban ilmiah yang membuktikan kebenarannya dan bisa menjadi inspirasi bagi ilmuan.

Kesimpulan

Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup umat manusia, dimulai dengan peristiwa agung di Gua Hira, di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama berupa Surat Al-Alaq (1-5) dari Malaikat Jibril. Wahyu ini diturunkan secara bertahap selama sekitar 23 tahun, terbagi dalam tiga periode utama: masa awal di Mekkah, masa dakwah yang penuh tantangan, dan periode penyempurnaan ajaran di Madinah. Selama masa Rasulullah SAW, Al-Qur'an dikumpulkan melalui hafalan para sahabat dan penulisan pada berbagai media, dan setelah wafatnya Nabi Muhammad, pengumpulan Al-Qur'an dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar untuk menjaga agar wahyu tersebut tidak hilang. Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman, mushaf Al-Qur'an dikodifikasikan menjadi satu versi yang seragam, yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani, untuk menghindari perbedaan bacaan di kalangan umat Islam. Selain itu, Al-Qur'an juga mengandung mukjizat ilmiah, di mana banyak ayat yang mengungkapkan pengetahuan ilmiah yang baru ditemukan oleh sains modern, membuktikan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Ilahi yang tidak hanya relevan secara agama, tetapi juga menggugah pemikiran ilmiah, sehingga Al-Qur'an tidak hanya menjadi kitab petunjuk hidup, tetapi juga bukti keagungan dan kebesaran Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun