Mohon tunggu...
Pambyn _88
Pambyn _88 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said surakarta Prodi Pendidikan Agama Islam

Hobi mengaji suka ikut organisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Menakjubkan Misteri di Balik Wahyu dalam Turunnya Al-Qur'an

4 Desember 2024   13:20 Diperbarui: 4 Desember 2024   13:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Peristiwa ini menandai bahwa Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan diturunkannya Al-Qur'an, yang dikenal dengan Nuzulul Quran.

Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW pulang ke rumah dan menceritakan pengalamannya kepada istrinya, Khadijah. Khadijah kemudian menemui Waraqah bin Naufal, anak paman Khadijah yang merupakan penganut agama Nasrani. Waraqah mengatakan bahwa apa yang dialami Nabi Muhammad SAW merupakan hal yang pernah dialami pula oleh Nabi Musa.

 

2.Proses Turunnya Al-Qur'an Secara Bertahap

Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Qur'an dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah (ayat-ayat makkiyyah); dan (2) periode sesudah hijrah (ayat-ayat madaniyyah), tetapi disini akan dipetakan menjadi tiga periode guna mempermudah dalam pengklasifikasiannya.

     Periode pertama, pada permulaan turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5) Muhammad saw belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya berperan sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya. Sampai pada turunnya wahyu yang kedua barulah Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan" (Q.S. Al-Muddatsir [74]:1-2). Kemudian sesudah itu, kandungan wahyu ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw, dalam membentuk kepribadiannya. Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai ketuhanan. Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiyah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat Jahiliah ketika itu. Dapat dilihat, misal dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir-miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong. Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat arab ketika itu.

  Periode kedua, sejarah turunnya Al-Qur'an pada periode kedua terjadi selama 8-9 tahun, pada masa ini terjadi pertikaian dahsyat antara kelompok Islam dan Jahiliah. Kelompok oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untuk menghalangi kemajuan dakwah Islam. Pada masa itu, ayat-ayat Al-Qur'an di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajibankewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu. Sementara di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran. Selain itu, turun juga ayat-ayat mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat. Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Qur'an bisa melawan pemahaman jahiliah dari segala sisi yang tidak lagi mempunyai sebuah arti dan kedudukan dalam rasio pemikirannya.

  Periode ketiga, pada periode ini dakwah Al-Qur'an telah mencapai atau mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaranajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah AlMunawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Ini merupakan periode yang terakhir, saat Islam disempurnakan oleh Allah SwT dengan turunnya ayat yang terakhir, Al-Maidah [5]: 3, ketika Rasulullah Saw wukuf pada haji wada' 9 Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632 M. Dan ayat terakhir turun secara mutlak, surat AlBaqarah [2]: 281, sehingga dari ayat pertama kalinya memakan waktu sekitar 23 tahun.

 

3.Penghafalan dan Penulisan Al-Qur'an pada Masa Rasulullah SAW.

Pada masa nabi Muhammad saw masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al-Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Pada masa ini pengumpulan Al-Qur'an di tembuh dengan dua cara: pertama, al jam'u fis sudur, yaitu dengan para sahabat langsung menghafalkannya diluar kepala setiap kali Rasulullah saw menerima wahyu. Dengan cara hafalan seperti ini mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya. Kedua: al jam'u fis suthur, yitu wahyu turun ketika Rasulullah saw berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke Madinah. Cara ini Rasulullah menyuruh para sahabat untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadits-hadits beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun