Mohon tunggu...
Paman Tigis
Paman Tigis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Materi Keris Dimuat dalam Pelajaran Seni Budaya agar Milenial Melek Budaya

10 Oktober 2018   14:57 Diperbarui: 10 Oktober 2018   15:35 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para guru bisa mendapatkan pengetahuan tentang keris melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh komunitas guru yang diwadahi oleh MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) atau belajar secara mandiri melalui komunitas-komunitas pelestari keris atau bahkan melalui media internet.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) telah digulirkan sejak tahun 2016 di sekolah-sekolah. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), bapak Muhajir Effendy, Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter merupakan fondasi dan ruh utama pendidikan. 

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan implementasi dari penguatan karakter yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Nawa Cita.

Agar rasa cinta dan memiliki budaya bangsa terutama pengetahuan tentang keris  melekat pada jiwa para generasi milenial maka salah satu solusinya harus dimulai dari dunia pendidikan. 

Menurut wikipedia, generasi milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini.  

Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. 

Keris lebih banyak dikenal oleh generasi yang sudah lanjut atau masyarakat yang usianya sudah dewasa dan secara umum keris kurang begitu populer dimiliki maupun dipelajari para generasi milenial. 

Pemahaman-pemahan tentang keris yang kurang benar itu tentu saja harus diluruskan melalui kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan begitu informasi yang benar tentang keris tersampaikan dan tertanam pada diri generasi milenial secara berkesinambungan dan menjadikan mereka tidak gagal paham tentang keris. 

Istilah gagal paham begitu populer di media sosial baik itu facebook, twitter, instagram, maupun yang lainnya pada sekitar tahun 2016. Gagal paham mengandung pengertian keadaan di mana jika seseorang mengalami kurang mengerti atau kurang memahami sebuah topik berita, pembicaraan atau informasi yang diperoleh.

Peristiwa pelecehan budaya nusantara berkaitan dengan keris oleh Perdana Akhmad Lakoni (PAL)  pada 02 Oktober 2016 penyebabnya terjadi karena para pelaku gagal paham tentang keris. Hal itu karena pemahamannya sepotong-sepotong dan tidak secara menyeluruh memahami budaya tentang keris sehingga menuai kontroversi dan kecaman. 

Untuk mencegah peristiwa itu terulang maka pengetahuan tentang keris memang harus dimulai sejak dini, sebagaimana cabang-cabang seni lainnya yang dijelaskan dalam kurikulum pendidikan melalui mata pelajaran seni budaya. Dengan cara seperti itu tentunya ada harapan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang keris baik secara kebendaannya dan aspek-aspek lain yang mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun