Isti'arah (Metafora): Frasa "آلَاءِ رَبِّكُمَا" (ala’i rabbikuma) menggambarkan nikmat Allah dengan cara metaforis, mencakup aspek fisik dan spiritual tanpa menyebutnya secara langsung, namun tetap memperlihatkan kemurahan Allah yang tak terbatas.
Tafkhim (Penegasan): Struktur paralel dalam ayat ini memperkuat unsur penegasan, yang membuat pesan tentang nikmat Allah semakin mendalam dan kuat. Penggunaan gaya bahasa ini menciptakan ritme yang indah dan mengesankan, memperkuat pesan spiritual ayat tersebut.
Contoh Aplikasi Kritik Shorfi pada Sastra Arab Klasik
Teks yang Dikaji: Puisi pra-Islam (Mu’allaqat) karya Imru' al-Qais:
"وَقِفَا نَبْكِي مِن ذِكْرَى حَبِيبٍ وَمَنْزِلِ"
Wa qifa nabki min dzikra habibin wa manzili
Analisis Shorfi:
Kata kerja "وَقَفَ" (waqafa) dalam bentuk fi'il madhi (kata kerja lampau) menunjukkan bahwa tindakan "berhenti" ini sudah terjadi dan dilakukan dengan kesadaran penuh oleh pembicara dalam puisi tersebut. Sedangkan kata "نَبْكِي" (nabki) dalam bentuk fi'il mudhari' (kata kerja yang menunjukkan suatu aksi yang sedang atau akan terjadi) menunjukkan emosi yang berkelanjutan, yaitu tangisan yang disebabkan oleh kenangan terhadap tempat yang telah ditinggalkan. Analisis shorfi di sini mengungkapkan betapa besar intensitas emosional yang ditunjukkan oleh pengarang melalui pilihan kata yang menggambarkan kedalaman perasaan dan suasana hati yang penuh kenangan.
Contoh Aplikasi Kritik Balaghi pada Sastra Arab Klasik
Teks yang Dikaji: Baris dari puisi Al-Mutanabbi:
"إِذَا غَابَ عَنَّا السَّيْفُ لَمْ تَغِبِ الْقَنَا"