Ayat yang Dikaji: Surah Al-Fatihah ayat 2:
"الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ"
Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin
Analisis Shorfi:
Kata "الْحَمْدُ" (alhamdu) berasal dari akar kata ḥ-m-d yang berarti memuji. Dalam konteks ini, kata tersebut berbentuk ism mufrad (kata benda tunggal) dengan pola dasar fa'lun, yang menunjukkan pujian universal, tidak terikat oleh waktu atau tempat tertentu. Kata "لِلَّهِ" (lillahi) terdiri dari preposisi "لِ" dan kata "اللَّهِ" (Allah), yang menunjukkan kepemilikan mutlak, bahwa segala pujian hanya milik Allah. Sedangkan "رَبِّ الْعَالَمِينَ" (Rabbil 'Alamin) berasal dari kata رَبَّ (rabb) yang berarti pengatur, dengan pola ism fa'il (subjek pelaku), menegaskan bahwa Allah adalah pengatur segala ciptaan. Analisis shorfi menunjukkan bagaimana pemilihan kata ini menekankan makna ketuhanan yang mutlak, universal, dan berkelanjutan.
Contoh Aplikasi Kritik Balaghi pada Teks Al-Qur'an
Ayat yang Dikaji: Surah Ar-Rahman ayat:
"فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ"
Fa bi ayyi alaa'i rabbikuma tukadzdziban
Analisis Balaghi:
Tasybih (Perbandingan): Ayat ini mengandung pengulangan sebanyak 31 kali dalam surah ini, menciptakan efek estetis yang mendalam sekaligus memperkuat pesan bahwa nikmat Allah sangat banyak dan tiada habisnya. Pengulangan ini tidak hanya memperindah bacaan, tetapi juga mempertegas pesan kepada manusia dan jin agar tidak mengingkari nikmat Allah.