"Caranya?" tanya Abi sambil menatap mata indah gadis itu. Ada yang mendesir di dadanya, namun dia berusaha mengenyahkannya.
"Papa kenal dengan banyak orang dari banyak kalangan. Papa bisa bicara dengan orang di pemerintahan yang bisa mengeluarkan beasiswa..."
"Aku tak bisa, Dew... Aku tetap mimilih ke Kuala Lumpur. Aku sudah bicara dengan sebuah harian di Jakarta ini, aku bisa menjadi korespenden mereka untuk Kuala Lumpur. Aku bisa hidup dengan pekerjaan itu. Aku juga punya tabungan yang lebih dari cukup untuk biaya kuliah, sewa flat, dan kehidupan sehari-hari di sana..."
"Jika aku menghiba padamu, kamu tak mau juga pergi bersamaku ke Inggris?" kata Dewi dengan tatapan tajam namun terlihat indah di mata Abi. (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H