Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makam Keempat

7 Maret 2021   15:00 Diperbarui: 7 Maret 2021   15:07 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nun jauh di sana, suara adzan magrib berkumandang. Saya segera bergegas. Kembali menuju jalan utama. Namun sejauh saya berjalan, saya hanya berputar-putar di arah yang telah saya lewati. Begitu hingga akhirnya saya ambruk. Tepat di bawah rimbunnya pohon beringin.

Sinar rembulan mulai muncul. Suara teriakan-teriakan yang semakin lama semakin keras dan dekat, membuat pikiran saya menjadi tidak karuan. 

Tanpa ampun, saya melihat dengan jelas. Tubuh itu dihajar habis-habisan. Sampai mampus. Pengeroyok itu bersorak-sorai sambil memandangi saya. 

"Sekarang habisi dia." ujar salah seorang lelaki yang wajahnya tampak tidak asing itu.

Tubuh saya berat sekali untuk digerakkan. Sementara pengeroyok itu berlarian ke arah saya. Menyabetkan senjata yang menghancurkan tubuh saya. 

"Mampus kau iblis. Entahlah ke neraka.."

Tentu saya terkesiap. Tanpa berpikir dua kali saya berlari kembali ke jalan utama. Bayangan-bayangan itu meninju kewarasan saya. Saya berlari sekuat tenaga. Laiknya pengecut yang kabur dari Medan perang. Lelaki itu tertawa-tawa melihat saya ngos-ngosan. Saya jatuhkan diri saya. Tepat di hadapannya.

"Apa aku bilang. Kualat-kualat," ujarnya penuh kemenangan.

Terseok-seok

15/2/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun