Dalam semua ini menjelaskan bahwa karena kemiskinan, baik kemiskinan secara ekonomi maupun simpati bahkan empati, dapat saja mengakibatkan anak, yang notabene siswa, mengalami problem yang menghambat pendidikannya.
Itu sebabnya, untuk mewujudkan tujuh kebiasaan positif bagi siswa agar terbangun karakter SDM unggul harus diawali dari keluarga dahulu. Keluarga harus disiapkan.
Tentu, yang harus dipersiapkan adalah baik keluarga yang ekonominya lemah maupun keluarga yang empati dan simpatinya lemah. Sebab, sekali lagi, keluarga merupakan ruang awal dan utama untuk meletakkan fondasi pembangunan karakter anak.
Sekolah dan masyarakat lebih sebagai ruang bagi anak untuk mengasah karakternya yang sudah mulai dibangun dari keluarga.
Sebab, riilnya, anak di sekolah dan di masyarakat (akan) menghadapi banyak orang dengan beragam persoalan. Ini yang justru akan semakin menguatkan karakter mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H