Sebab, betapa pun, kemiskinan yang dialami oleh keluarga, misalnya, berpengaruh terhadap pola hidup di dalam keluarga termaksud.
Bagaimana mungkin dalam keadaan kekurangan, orangtua atau orang dewasa yang berada di dalam keluarga ini memiliki waktu dan kemampuan cukup untuk kebutuhan anak? Rasanya sulit dilogika.
Kompas.com saja memiliki catatan dampak dari kemiskinan. Yaitu, meningkatnya angka pengangguran, banyaknya kasus putus sekolah, muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat, meningkatnya aksi kriminalitas, angka kematian meningkat, dan konflik di masyarakat akan bermunculan.
Dua catatan dampak kemiskinan yang disebut di atas, yakni banyaknya kasus putus sekolah dan muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat, terhubung langsung dengan kebutuhan anak.Â
Artinya, anak, yang notabene siswa, dapat saja putus sekolah dan kekurangan gizi oleh karena keluarganya dalam keadaan yang miskin.
Dan, keadaan yang seperti ini pun kurang memberi kontribusi terhadap anak dapat bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, dan tidur cepat. Semua kebiasaan positif yang, sekali lagi, sudah digagas dan diluncurkan oleh Kemendikdasmen sulit terwujud.
Berdasarkan pengalaman saya sebagai guru, rerata siswa yang berlatar belakang dari keluarga yang secara ekonomi membutuhkan perhatian, menghadapi problem. Problemnya beragam.
Ada yang mudah terbawa pergaulan yang sulit dikontrol. Ada yang kurang semangat sekolah. Ada yang kehilangan semangat. Ada yang kurang percaya diri. Ada yang sering terlambat masuk sekolah. Dan, beberapa problem lain yang tak konstruktif.
Tetapi, hal ini bukan berarti bahwa anak yang berlatar belakang dari keluarga yang secara ekonomi baik, pasti tak mengalami problem di sekolah. Ada juga. Sebab, sejatinya yang namanya "miskin" tak hanya terhubung dengan perihal ekonomi.
Keluarga yang secara ekonomi baik, dapat saja hubungan yang hangat antaranggota keluarga kurang. Karena, satu dengan yang lain hanyut dalam kesibukan, kepentingan, dan kesukaan masing-masing.
Sehingga, satu terhadap yang lain kurang care. Ini yang namanya miskin kepedulian, perhatian, dan kasih sayang. Akibatnya, ada juga anak yang berasal dari keluarga yang seperti ini mengalami problem. Dan, acapkali problem yang dialaminya di dalam keluarga terbawa oleh anak hingga ke sekolah.