Tetapi, sekaligus menyediakan "ruang ramah" bagi orang lain. Sehingga, orang lain dengan senang hati memanfaatkan ruang ini untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena dalam hal ini konteksnya adalah toilet, orang yang bersangkutan pasti dengan rasa nyaman dan senang saat memanfaatkannya, baik untuk BAK maupun BAB. Dikarenakan, sekali lagi, toilet bersih.
Toilet sekolah bersih berarti pula menghargai hak banyak pihak. Sebab, jika semua kelas memiliki toilet yang kebersihannya terjaga, sudah pasti siswa memanfaatkan toilet kelasnya masing-masing. Bukankah ini berarti saling menghargai hak?
Tak ada yang meremehkan hak pihak lain. Tak mungkin ada yang berperilaku kurang adab, misalnya, menggunakan toilet milik kelas lain. Buat apa menggunakan toilet milik kelas lain, jika toilet kelasnya (sendiri) terjaga kebersihannya?
Bahkan, toilet milik kelas yang terjaga kebersihannya telah menunjukkan kepada kita bahwa di sana ada sikap saling menghargai satu siswa dengan siswa yang lain.
Pun demikian toilet guru dan karyawan yang kebersihannya terjaga memberikan tanda yang sama, yaitu di sana guru dan karyawan satu dengan yang lain saling menghargai.
Saya membayangkan betapa nyamannya, tertibnya, dan bahagianya jika yang terjadi di sekolah seperti ini. Semua warga sekolah care terhadap toilet yang tak pernah sehari pun tak terjamah. Pasti dijamah, dimanfaatkan, oleh banyak siswa, guru, dan karyawan sekolah.
Toilet umumnya memang berada di lokasi (paling) belakang atau di pinggir, jauh dari pusat keramaian. Tetapi, kita menyadari bahwa toilet menjadi area privasi untuk menemukan kelegaan, kegembiraan, dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H