Guru, seperti saya, juga seperti teman-teman guru lain di mana pun sekolah tempat mereka mengabdi, yang berada langsung di lapangan, sangat mengetahui kondisi termaksud. Sebab, setiap hari efektif masuk sekolah senantiasa menjumpai siswa.
Ya, sekali lagi, siswa yang berasal dari jalur zonasi, sekalipun tak semua, memiliki motivasi belajar yang rendah. Karena, seperti yang sudah disebut di atas, mereka merasa, bahkan meyakini, bahwa pasti diterima di sekolah jenjang berikutnya.
Tetapi, persepsi tentang hal ini dapat saja berbeda dengan pihak lain yang tak berada langsung di lapangan (baca: sekolah). Sebab, sangat mungkin pengetahuannya hanya sebatas mendapatkan informasi dari pihak lain, yang boleh jadi informasi termaksud kurang akurat.
Yang pasti nilai dalam rapor siswa, selain diarahkan untuk motivasi, juga untuk refleksi (diri). Yaitu, memotivasi siswa untuk bersemangat dalam belajar. Juga untuk refleksi siswa dalam perjalanan pendidikannya.
Bahkan, lebih daripada ini, nilai rapor siswa seharusnya dapat memotivasi guru untuk bersemangat dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswanya. Juga untuk refleksi guru dalam perjalanan mengajarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H