Sebab, dengan nilai yang tinggi, siswa dapat memiliki peluang diterima di sekolah jenjang berikutnya, terutama lewat jalur prestasi. Dalam memenuhi ini, nilai rapor siswa dibuat minimal sesuai KKTP.
Sekalipun sangat mungkin di antaranya ada siswa yang akumulasi nilainya belum mencapai KKTP. Tapi, dengan adanya KKTP yang notabene juga bertujuan agar siswa dapat berpeluang diterima di jenjang berikutnya, nilai dikondisikan.
Padahal, skema ini bagi siswa yang akumulasi nilainya belum mencapai KKTP, tetapi dikondisikan sama dengan atau lebih dari KKTP, jelas tak memotivasinya belajar.
Sebab, seperti yang dialaminya saja, ia telah mendapat nilai yang tinggi, atau sekurang-kurangnya sama dengan atau lebih dari KKTP sekalipun, sekali lagi, akumulasi nilainya tak mencapai KKTP.
Ini yang saya sebutkan bahwa nilai tinggi dalam rapor, tetapi tak memotivasi siswa belajar. Bagaimana mungkin memotivasi belajar siswa semakin giat? Toh mereka santai-santai saja, nilai dalam rapor sudah tinggi. Sebab nilai dikondisikan.
Jadinya, siswa yang memiliki nilai dikondisikan tak dapat mengikuti pembelajaran di jenjang berikutnya. Misalnya, siswa yang dari jenjang SD dan yang sederajat sudah pasti tak dapat mengikuti pembelajaran di jenjang SMP dan yang sederajat.
Pun begitu, siswa dari jenjang SMP dan yang sederajat yang nilainya dikondisikan tak mungkin dapat mengikuti pembelajaran di jenjang SMA/SMK dan yang sederajat.
Dari jenjang SMA/SMK dan yang sederajat ke PT pun setali tiga uang alias sama saja. Siswa yang nilainya dikondisikan, sudah barang tentu tak dapat tumbuh dan berkembang secara baik di PT.
Selanjutnya, seandainya ada siswa yang memiliki nilai rendah dalam rapor, artinya di bawah KKTP, jelaslah tak akan memotivasinya untuk belajar. Mereka sangat mungkin minder dan bukan mustahil akhirnya malah undur dari sekolah.
Tetapi, pada masa kini, nilai rendah dalam rapor, yang artinya di bawah KKTP, seperti sudah disinggung di atas, sudah tak ada. Karena umumnya, akumulasi nilai setiap siswa yang berada di bawah KKTP dikondisikan sama dengan atau lebih tinggi daripada KKTP.
Sebagian siswa yang melalui jalur zonasi pun akhirnya terbantu nilai saat penerimaan rapor. Maaf, sebagian (besar) siswa yang melalui jalur zonasi, bisa jadi karena merasa bahwa mereka pasti diterima di jenjang berikutnya, semangat belajarnya rendah.