Adanya keluhan orangtua seperti disebut di atas setali tiga uang dengan keprihatinan guru yang juga barusan disebut di atas. Keduanya memberi sinyal bagi kita, lebih-lebih bagi pihak yang berwenang di bidang pendidikan, untuk berefleksi mengaitkan pendidikan dengan kebutuhan anak.
Dalam pandangan saya sebagai guru, juga teman-teman guru dalam satu sekolah, hal yang dikeluhkan orangtua dan yang diprihatinkan guru di atas tak dapat dibiarkan terus berlanjut.
Sebab, pada masa sekarang saja, berdasarkan pengalaman, siswa sudah dalam kategori kehilangan masa belajar. Maka, sudah pasti mereka akan kehilangan masa belajar semakin panjang jika tak segera diberi tindakan.
UN memang tak satu-satunya tindakan untuk menjawab keprihatinan sebagian guru dan keluhan orangtua. Tetapi, dalam pandangan kami sebagai guru, yang berada di antara siswa hampir setiap hari, UN bolehlah menjadi alternatif yang dapat diterapkan sebelum menerapkan alternatif lain yang dipandang lebih efektif.
Sebab, berdasarkan pengalaman, selama UN diterapkan sebagai "jalan" untuk dapat memasuki jenjang pendidikan berikutnya, siswa memiliki kemauan belajar. Karena, sangat mungkin siswa memandang bahwa UN merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi.
Artinya, ada target yang harus siswa capai. Target inilah yang memotivasi siswa mau belajar. Kalau tak ada target, lazimnya orang, termasuk siswa tak memiliki semangat untuk berusaha.
Padahal, keberlangsungan hidup tak dapat mengabaikan semangat untuk berusaha. Orang harus memiliki gairah berikhtiar. Dan, hal ini harus dibiasakan sejak dini. Sejak orang masih mengenyam pendidikan.
Tak dapat orang secara tiba-tiba memiliki semangat berusaha. Orang membutuhkan berlatih terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit. Dan, UN seharusnya dapat dipahami sebagai puncak berlatih untuk memiliki semangat berusaha.
Toh dalam dunia kerja dan menjalani hidup di tengah-tengah masyarakat, lebih-lebih kelak ketika memasuki usia dewasa, orang harus memiliki semangat berusaha. Supaya orang dapat eksis dalam menjalani kehidupan.
Jangan biarkan siswa tak berjuang sepanjang mengenyam pendidikan. UN adalah salah satu ruang berjuang bagi mereka. Berjuang selalu memunculkan dua kemungkinan, berhasil atau belum berhasil. Dan, siswa harus berlatih menghadapi kenyataan seperti ini. Sebab, dua realitas ini akan selalu ada dalam kelangsungan hidup sampai mereka dewasa.
Justru melalui ruang berjuang yang diadakan ini karakter siswa akan terbentuk sejak dini. Asalkan semua pihak yang terkait, baik orangtua, guru, masyarakat, maupun pemerintah, mendukung dengan integritas yang tinggi.