Khususnya jalur yang menuju ke sekolah, yang siswanya sebagian besar menaiki sepeda. Ini tak hanya memberi rasa nyaman dan aman bagi siswa yang bersepeda.
Tetapi, sangat mungkin menjadi daya tarik bagi siswa yang selama ini diantar jemput oleh orangtua atau kerabat dengan mengendarai motor. Atau, juga menjadi daya tarik bagi siswa yang lainnya.
Apalagi, seperti di atas sudah disebut, bersepeda menyehatkan fisik. Yang, oleh sebagian besar orang, termasuk saya, merasakan dan membuktikan bahwa kesehatan fisik berefek terhadap produktivitas hidup.
Itu sebabnya, sekolah perlu merasa bersyukur jika hingga saat sekarang masih memiliki banyak siswa yang bertahan menaiki sepeda saat pergi-pulang sekolah.
Bahkan kalau memungkinkan, sekolah, baik SMP dan yang sederajat maupun SMA/SMK dan yang sederajat, memang perlu memotivasi seluruh siswanya menaiki sepeda saat pergi-pulang sekolah. Tentu kecuali siswa yang sudah berhak memiliki SIM.
Sebab, siswa SMA/SMK dan yang sederajat ada yang sudah berhak memiliki SIM. Artinya, siswa dalam kategorial ini sudah diizinkan mengendarai motor. Tetapi, jumlah mereka belum banyak. Masih lebih banyak jumlah siswa yang belum diizinkan mengendarai motor.
Oleh karena itu, demi menjaga dan merawat, setidak-tidaknya, lingkungan sekolah dan sekitarnya tetap bersih dan segar, selain mengampanyekan siswa bersepeda, sekolah juga mengapresiasi siswa yang selama ini sudah dan masih bertahan menaiki sepeda dan berjalan kaki saat pergi-pulang sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H