Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini Kecerdasan Sosial Siswa yang Harus Dihargai

9 November 2024   10:04 Diperbarui: 12 November 2024   12:51 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Aura kebahagian dan kegembiraan tersebab kecerdasan sosial mereka terekspresikan. (Dokumentasi pribadi) 

Saya kaget saat ada teman guru bercerita sehabis mengajar di salah satu kelas. Sebab, tak bercerita tentang kondisi kelas yang ramai, siswa yang usil, atau daya pengetahuan siswa yang lemah, seperti biasanya.

Tetapi, teman guru ini bercerita tentang perbuatan baik siswa di sebuah kelas terhadap salah satu rekan di kelas mereka.

Perbuatan mereka menyentuh kebutuhan temannya, yaitu kebutuhan anak seusia mereka, yang kurang terpenuhi. Yang, kalau dibiarkan akan menghambat tumbuh kembangnya, baik sisi sosial, personal, maupun kepribadian.

Salah satu rekan mereka ini anak yang dibesarkan dalam keluarga ekonomi kurang mampu. Peralatan kebutuhan untuk sekolah, ada dalam ukuran yang minimal.

Karenanya, satu bulan yang lalu, sekolah melalui Kesiswaan memberikan beberapa buku tulis dalam jumlah yang cukup. Yang, sekurang-kurangnya dapat memenuhi kebutuhan buku dalam satu semester.

Dengan begitu, dalam satu semester yang berjalan tak perlu memikirkan kebutuhan buku. Sekalipun sangat mungkin masih memikirkan kebutuhan lain untuk sekolah.

Namun, ada hal yang mengejutkan kami, terutama saya. Yaitu, saat teman-teman satu kelasnya mengadakan "gerakan" sosial yang sangat bermakna baginya. Yang, tanpa setahunya, teman-temannya berinisiatif membelikan sepatu baru.

Sebab, sepatu yang dimilikinya tak sesuai dengan ketentuan yang ada dalam tata tertib sekolah. Sepatu harus hitam polos, miliknya hitam bersol putih. Ketentuan ini sudah berlaku bertahun-tahun dan baik-baik saja, tak ada resistensi.

Terkait dengan sepatu siswa ini, sekolah melalui Kesiswaan, sebetulnya sudah bermaksud menghitamkan sol sepatunya dengan pilox. Tetapi, belum terealisasi.

Bentuk perhatian sekolah dengan cara seperti ini sudah diberlakukan sejak lama di sekolah tempat saya mengajar. Tetapi, tak banyak siswa yang (harus) memperoleh perhatian seperti ini. Sebab, umumnya orangtua sudah mengetahui bahwa sepatu anaknya harus hitam polos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun