Ungkapan "kamu hebat", "kamu luar biasa", "kesempatanmu masih ada", dan "suatu saat kamu pasti bisa memberikan yang terbaik" merupakan madu yang harus terus diproduksi oleh guru. Dengan begitu, siswa tetap memiliki optimisme menatap masa depan.
Melihat siswa sedang berlatih untuk mengikuti lomba, misalnya, sementara siswa yang lain belajar di kelas, tak ada salahnya guru mengungkapkan motivasi baginya. Misalnya, "tetap semangat ya", "terus berjuang", "bapak/ibu selalu mendoakanmu", "sukses selalu", dan "pasti kamu bisa".
Bahkan, tak hanya dalam konteks siswa mengikuti lomba. Tapi, berlaku pula bagi semua siswa di dalam proses pembelajaran di kelas.
Sebab, sangat mungkin ada siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar, selain ada siswa yang kelebihan energi sehingga suka mengganggu, usil, dan macam-macam aksi. Siswa yang termasuk dalam kelompok ini tetap berhak menerima pujian dan sanjungan dalam hal tertentu.
Guru yang mampu mengungkap sisi positif dari keberadaan siswa dan kondisi yang melingkupinya, yang akhirnya dapat digunakan untuk menciptakan suasana kegembiraan dan kebahagiaan siswa dalam proses pembelajaran adalah guru yang menjadi madu bagi siswanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H