Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memulai Pembelajaran yang Nyaman, Ini Alternatifnya

6 Agustus 2024   20:38 Diperbarui: 7 Agustus 2024   10:50 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Anak belajar di kelas. (Purestock via Kompas.com)

Tapi, tak hanya sebatas ini energi positif yang tumbuh dalam diri siswa. Tak sekadar pandangan mereka terpusat kepada guru. Tapi, pikiran mereka, pasti akan mengarah ke siswa, yaitu rekannya sendiri, yang sakit.

Bahkan, tak sekadar pikiran, emosi mereka juga akan tersedot ke sana. Ini membangun sikap empati siswa. Membawa perasaan mereka ke keadaan yang dialami teman yang sakit.

Sudah terbukti bahwa ketika siswa masuk dalam suasana diri yang demikian, menolong guru dalam memasuki proses pembelajaran berikutnya. Siswa, baik secara fisik maupun psikis, siap memasukinya dengan gairah.

Sebab, mereka menyadari bahwa dirinya patut bersyukur masih diberi kesehatan oleh Tuhan. Tak seperti temannya yang jatuh sakit. Yang, sangat terbatas dalam beraktivitas.

Bahkan, membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat beraktivitas. Sekalipun mungkin hanya untuk hal yang sangat sederhana. Misalnya, bangun dari tempat tidur, duduk di kursi, atau mau tidur. Yang, dalam kondisi sehat dapat dilakukannya dengan leluasa.

Kesadaran demikian dimiliki oleh siswa ketika guru mengajaknya mengulik tentang rekan mereka (sendiri) yang sakit. Mereka diajak terlibat untuk merenungkan dan berefleksi.

Saya sering mengajaknya, misalnya, demikian, kita harus bersyukur karena sehat. Saat ini diizinkan oleh Tuhan berada di kelas ini. Kalian dapat berjumpa dengan guru, karyawan sekolah, ibu kantin. Dapat jajan bersama di kantin.

Dapat bertemu teman-teman yang menghibur, menyemangati, mungkin juga mengusili. Dan, ini anugerah yang istimewa. Sementara temanmu yang sakit, tak memperoleh seperti yang kalian dapatkan saat ini.

Ia mungkin sedang sendirian di dalam kamar. Dalam kondisi yang lemah. Tak dapat bergerak ke sana ke mari. Hanya bergantung kepada orang lain. Ia harus kita dukung bersama dalam doa.

Agar, segera pulih dan kembali beraktivitas seperti kita. Agar, kita menjadi utuh kembali dalam satu kelas ini. Bersenda gurau, belajar, dan bermain bersama.

Dan, dalam pandangan saya, suasana syukur mewarnai kelas, yang terbalut dengan wajah siswa teduh dan segar. Suasana ini sangat mendukung proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun