Adanya halaman untuk tempat parkir kendaraan dimanfaatkan untuk bermain "Tom-toman". Mereka membutuhkan area yang cukup untuk berkejar-kejaran.
Itu artinya, mereka dapat menikmati "me time" mereka secara penuh. Waktu ini dinikmati, tak semata-mata untuk dirinya sendiri. Tapi, dinikmati dan dimaknai secara bersama.
Saat-saat seperti ini, sudah pasti mereka konsentrasi total. Â Menikmati dan memanfaatkan waktu yang di dalamnya mereka beraktivitas. Bahkan, bukan mustahil mereka berusaha melupakan hal lain untuk sementara waktu.
Yang terpancar dari seluruh ekspresinya adalah rasa dan sikap yang bahagia, sukacita, dan riang gembira. Hingga, sangat mungkin abai jika orangtua mereka memanggilnya mengajak pulang.
Sedemikian dalam mereka memanfaatkan dan memaknai "me time", yang bagi orangtua akhirnya tak tega memanggil, mengalah saja dengan cara menunggu dengan ketawa melihat ekspresi mereka.
Bagi orangtua menciptakan "me time" untuk keluarga tak mudah. Ada banyak pertimbangan. Bahkan, kadang, tempat sangat menentukan. Sangat berbeda dengan anak-anak, yang di mana pun, mereka dapat menciptakan "me time".
Dalam waktu yang sebenarnya tak terduga berubah, mereka dapat menciptakan "me time" secara nyaman saja. Seolah tak memikirkan ini-itu, yang dapat saja sebetulnya membatasi waktu mereka.
"Me time" yang selama ini lebih  privat, yang artinya pihak lain tak dapat intervensi, bagi anak-anak ternyata dapat dimaknai secara bersama. Memang dalam kebersamaan mereka bermain, orang lain, termasuk orangtua, tak mungkin untuk terlibat.
Bahkan, untuk menghentikan mereka sedang menikmati permainan saja, orangtua tak memiliki hati. Seperti di atas sudah disebutkan, mereka malah menyaksikan mereka dengan sukacita.
Sikap orangtua yang demikian menandai bahwa mereka menghargai "me time" anak. Toh, pada zaman sekarang tak mudah anak-anak dapat berkumpul, lalu bermain bersama dengan teman-temannya.
Karena, terkendala jarak, aktivitas, dan gaya hidup yang semakin berjarak yang diperparah dengan hadirnya gadget.