Entah kalau  anak-anak di daerah lain. Mungkin ada orang yang, kini,  sudah seusia saya, dulu pernah memainkannya. Kalau demikian berarti di daerah ini sudah ada permainan "Tom dan Jerry".
Berbeda dengan di daerah saya. Sebab, saya dan teman-teman kala itu  bermain Bentengan, yang saya kira seperti yang dimainkan anak-anak di halaman gereja, yang ternyata saya salah menduganya.
Saya tak hendak menuliskan permainan ini. Tapi, yang lebih  menarik bagi saya justru mereka, anak-anak ini, dapat memaknai waktu berkumpul dengan sangat cerdas.
Betapa tidak. Sebab, waktu yang sebenarnya mereka menunggu --seusai mengikuti Sekolah Minggu-- Â orangtua yang masih beraktivitas di gereja, dimanfaatkan dengan bermain bersama. Yang, tak mudah dilakukannya setiap hari karena mereka dapat bertemu hanya pada Minggu saat ber-Sekolah Minggu.
Ini artinya, mereka menciptakan "me time" dan mengisinya dengan aktivitas yang sangat bermanfaat. Untuk sampai dapat bermain "Tom-toman" (tentu) dimulainya dengan berdiskusi dulu, sekalipun mereka belum tentu menyadari bahwa yang dilakukannya adalah aktivitas berdiskusi.
Di sini, pasti ada yang usul, mungkin juga ada yang menolak. Sampai mereka akhirnya bermain "Tom-toman", ada proses yang harus mereka lakukan. Pasti munculnya sangat spontan, tanpa ada persiapan terlebih dulu pada waktu-waktu sebelumnya.
Kalau pun ada pembicaraan pada minggu-minggu sebelumnya, tentu pembicaraan ini tak kemudian dilanjutkan, misalnya, melalui gadget dengan WhatsApp-an. Mereka anak-anak yang polos, yang berpikir dan melakukan sesuatu secara spontan.
Begitu dilihatnya ada tempat, ada waktu, bermainlah mereka dengan tanpa komando. Langsung dan terlihat asyik bermain.
Ternyata, bagi anak-anak menciptakan "me time" dan mengisinya itu begitu sederhana. Tak membutuhkan persiapan yang lama-lama. Tak memilih lokasi yang jauh-jauh. Juga tak memilih aktivitas yang mewah-mewah.
Cukup di halaman gereja, yang saat Ibadah Minggu berlangsung penuh dengan kendaraan. Usai ibadah, yang berarti jemaat meninggalkan gereja, halaman menjadi kosong, lalu dimanfaatkannya secara cerdas.
Baginya, tempat untuk "me time" dapat di mana saja. Mereka dapat memanfaatkan tempat yang tersedia sesuai dengan aktivitas pilihan mereka. Mereka, seperti dapat melihat konteksnya.