Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Takut di Tempat Lain, Ini Kiatnya

21 Juni 2024   14:55 Diperbarui: 21 Juni 2024   22:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Anak takut diambil dari www.haibunda.com

Berada di tempat lain, yang kali pertama bagi sebagian orang dapat menimbulkan rasa terganggu. Baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Hanya, anak-anak sepertinya yang lebih mendominasi. Artinya, lebih banyak anak yang mengalaminya ketimbang yang dewasa. Karena, daya pengaruh dalam kelompok anak lebih masif. Satu anak merasa terganggu, misalnya, anak yang lain terbawa perasaan (menjadi) terganggu.

Terganggu dalam konteks ini lebih banyak dikaitkan dengan hal-hal yang ada di luar nalar. Sehingga, terhadap yang merasa terganggu, kita tak mudah membawa perasaannya kembali seperti semula.

Keadaan semula nyaman. Merasa tak terganggu. Perasaannya tenang, bahkan cenderung bahagia dan sukacita. Ketika anak betah di rumah, tak ingin keluar, ini tandanya anak termaksud merasa nyaman di rumah.

Tapi, ketika anak selalu menghindari berada di rumah, sebaliknya selalu ingin keluar rumah, berarti anak yang bersangkutan merasa kurang atau tak nyaman berada di rumah.


Kurang merasa nyamannya di rumah dengan kurang merasa nyamannya di tempat yang baru sudah pasti berbeda. Kalau yang berada di rumah sangat mungkin disebabkan oleh relasi antaranggota keluarga yang kurang manis.

Sementara itu, kalau yang berada di tempat lain sangat mungkin disebabkan oleh kondisi dan suasana lingkungan yang oleh sebagian orang disebutnya "ngeri".

Ketika malam yang seharusnya beristirahat, karena dirasakan "ngeri" ini, yang terjadi kemudian adalah anak merasa terganggu. Tak nyaman. Perasaan selalu dikerumuni oleh aura yang negatif.

Kondisi ini yang kemudian, di kalangan anak-anak, ternyata cepat tersebar secara masif. Sekalipun awalnya hanya terjadi di satu tempat, dalam hitungan menit bahkan detik, telah menyebar ke tempat lain yang tentu saja dalam satu lokasi.

Akhirnya, banyak anak yang merasa terganggu. Perasaan yang demikian umumnya diekspresikan secara verbal dan motorik. Karenanya, mereka tak mungkin dapat tidur sekalipun disuruh berulang-ulang untuk tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun