Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pernikahan (Modern) dalam Hegemoni Kearifan Lokal

17 Juni 2024   14:03 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:22 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Sapu gerang, kipas, dan jajan pasar ditaruh di atas genting saat pernikahan di Demak, Jawa Tengah, 13/6/2024. (Dokumentasi pribadi)

Di tempat lain sebagian masyarakat menggunakan kompor gas untuk mengejar kepraktisan. Bahkan, jasa katering yang bernilai uang (tak sedikit) untuk perhelatan yang dilaksanakan. Yang, serba cepat dan tak ribet. Tinggal menikmati.

Tapi, sebagian masyarakat, termasuk rekan kami ini, tetap berada dalam penjagaan kearifan lokal.

Ibu-ibu yang memasak dan menyiapkan berbagai barang bawaan bagi tamu, sebuah kearifan lokal, yang masih terlihat oleh mata kami di sini. Mereka bergotong royong melakukan pekerjaan yang ada. Ada yang memasak dekat tungku. Ada yang sepertinya, menyiapkan lauk dan jajan untuk tamu.

Gotong royong ibu-ibu di dapur ini, saya rasa, gambaran sebenarnya masyarakat desa tempat rekan kami berasal. Seandainya di lokasi lain di desa ini ada perhelatan sejenisnya, kearifan lokal yang seperti ini sudah pasti tetap terjaga.

Ilustrasi 3: Ibu-ibu sedang bergotong royong melakukan aktivitas di dapur. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 3: Ibu-ibu sedang bergotong royong melakukan aktivitas di dapur. (Dokumentasi pribadi)

Saya pun yakin hal demikian masih juga terjadi di sebagian masyarakat di daerah lain. Di desa asal saya, yang berada di wilayah Pati, Jateng, misalnya, kadang juga masih saya jumpai.

Terutama di desa-desa yang jauh dari kota. Kearifan lokal masih kuat dalam mewarnai perhelatan dalam keluarga, baik pengantin, khitan, maupun saat kehamilan dan yang sejenisnya.

Tapi, ada juga kearifan lokal dalam tata pengantin yang hingga kini tetap dijaga meskipun diselenggarakan oleh orang-orang yang berada di kota dalam keluarga berpendidikan tinggi.

Bahkan, sekalipun pasangan pengantin dirias dengan ala barat, di daerah kami, sungkeman terhadap orangtua tetap dilakukan. Ini kearifan lokal yang justru tetap kuat menembus alam modern.

Ada satu kearifan lokal yang berbeda dengan yang sudah disebutkan di atas, yang kami jumpai di perhelatan nikah rekan kami ini. Justru awalnya kami tak mengetahui karena hal yang dimaksud berada di atas genting rumah.

Rekan kami, yang pengantin ini, menunjukkan kepada kami. Saya memfotonya. Dan, kami akhirnya memperbincangkannya meskipun tak serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun