Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antusiasme Jemaat (Gereja) dalam Seminar Self Healing

5 Juni 2024   11:07 Diperbarui: 5 Juni 2024   11:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Narasumber mempresentasikan materi seminar di hadapan peserta. (Dokumentasi pribadi)

Self healing itu, demikian lanjutnya, dapat mengubah keadaan. Tentu dari keadaan terbebani, stres, berubah menjadi keadaan yang bahagia, nyaman, dan segar. Sehingga, orang yang sudah menjalani self healing akan merasa hidup penuh warna dan optimis, juga produktif. Bahkan, dapat menjadi berkat bagi sesama.

Menyimak presentasi narasumber, yang sesekali mengangkat contoh kasus yang sedang ditanganinya,  dan karena mungkin ada kemiripan dengan kasus yang dialami oleh sebagian peserta, peserta terlihat begitu antusias.

Antusiasme itu terbukti, tak hanya tampak dari peserta betah berada di ruang dan serius menyimak presentasi. Tapi, juga peserta tak menyia-siakan kesempatan yang disediakan untuk bertanya. Begitu diberi waktu bertanya bagi tiga penanya, langsung terpenuhi, bahkan surplus penanya.

Dari tiga penanya, dua penanya menanyakan tentang problem pribadinya. Sekalipun problem pribadi, tapi sangat bermanfaat bagi peserta lain. Sebab, problem tersebut dapat dialami oleh siapa pun juga. Trauma atas kejadian tertentu, mimpi, dan perut sering mual (mag) yang menggelisahkan merupakan problem umum.

Dan, tiga hal ini ternyata dapat diurai oleh narasumber dengan pendekatan psikologi. Uraian terkait dengan trauma, mimpi, dan perut sering mual (mag) yang menggelisahkan dapat memberi pencerahan terhadap tak hanya penanya, tapi juga peserta lain. Karena, ketiga persoalan itu, ternyata terkait juga dengan self healing.

Sayang, momen yang jarang ada dan dapat memberikan pencerahan ini harus berhenti karena waktu. Sebenarnya masih ada beberapa  peserta yang ingin bertanya. Tapi, karena waktu yang ternyata begitu cepat berlalu, akhirnya urunglah keinginan beberapa peserta untuk bertanya.

Sekalipun keinginan tak terpenuhi, karena di akhir seminar diadakan praktik terapi self healing, peserta terlihat semakin antusias. Narasumber memandu terapi, dengan memberikan arahan-arahan verbal dan beberapa contoh.

Praktik terapi self healing dimulai. Peserta duduk di kursi mengambil posisi yang nyaman. Badan tegak. Beberapa waktu perlu konsentrasi penuh, tak bergerak.

Dalam bimbingan narasumber, mereka diminta untuk menarik napas melalui lubang hidung. Ditahan beberapa saat. Lalu, diminta untuk menghembuskan pelan-pelan melalui mulut. Tindakan ini dilakukan berulang-ulang sesuai dengan arahan narasumber.

Dalam berteater yang dulu pernah saya tekuni,  saat membangun konsentrasi, praktik seperti di atas juga dilakukan. Sehingga, saat praktik hal ini dalam seminar, saya tak mengikuti secara utuh. Saya mengambil gambar peserta lain untuk dokumentasi.

Ilustrasi 3: Peserta dengan arahan narasumber melakukan terapi self healing. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 3: Peserta dengan arahan narasumber melakukan terapi self healing. (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun