Belum lagi memilih spot yang menarik. Hal ini pun tak lepas dari relasi dialogis antarsiswa, yang melibatkan guru, dalam hal ini wali kelas. Tampak sekali ketiga kompetensi yang barusan disebutkan di atas memiliki ruang berkembang di bagian ini. Bahkan, siswa yang memiliki jiwa seni pun memiliki peran penting di bagian ini.
Jadi, momen pembuatan video ini membuka ruang tumbuh kembang beragam kompetensi siswa. Malah yang sangat menonjol adalah kompetensi dalam memanfaatkan teknologi komunikasi. Karena, betapa pun, membuat video membutuhkan perangkat teknologi, sekurang-kurangnya gawai.
Rerata siswa sudah sangat familier dalam pemanfaatan gawai. Sehingga, dalam bagian ini, mereka tak tergantung bimbingan secara khusus wali kelas. Malah bukan mustahil  kemampuan mereka dalam konteks ini melebihi kemampuan wali kelas, kecuali wali kelas yang masih relatif muda.
Wali kelas yang relatif masih muda dapat mengimbangi atau bahkan melebihi siswa dalam hal pemanfaatan gawai. Sehingga, tak menutup kemungkinan wali kelas yang seperti ini justru memberi rekomendasi terbaik dalam penggunaan gawai yang tepat dalam pembuatan video.
Dalam proses pembuatan video tentu tak sekali jadi. Ada tahap pengambilan adegan, yang bukan mustahil diulang-ulang untuk mendapatkan video yang terbaik. Sekalipun pengoperasian gawai menonjol dalam bagian ini, kompetensi sosial dan emosional, bahkan literasi tetap dibutuhkan. Â
Jadi, dalam proses ini, banyak kompetensi siswa, baik kompetensi soft skill maupun hard skill, yang ditumbuhkembangkan. Eloknya, semua ini  dilangsungkan dalam suasana kegembiraan. Hal ini yang tentu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dalam diri siswa.
Apalagi, video yang sudah dibuat diharuskan diunggah di medsos kelas, yang kemudian ditautkan di medsos sekolah. Yang, akhirnya sangat mungkin dilihat oleh banyak pasang mata. Tentu saja pada poin ini, kegembiraan siswa tersempurnakan.
Menutup proses bersekolah menjelang libur, dalam hal ini libur akhir Ramadan dan Idul Fitri, dengan aktivitas yang menggembirakan siswa tentu memberikan nilai-nilai positif dalam diri siswa. Yang, semoga selalu diingat dan dihayati dalam beraktivitas mengisi masa libur.
Saya yakin, sekolah-sekolah lain juga melakukan hal yang serupa sekalipun (mungkin) tak sama. Memberi ruang bagi siswa berkreasi, yang kemudian membagikan hasilnya terhadap sesama.