Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Isa", Puisi Chairil Anwar yang (Juga) Menyiratkan Kebangkitan Yesus

1 April 2024   00:00 Diperbarui: 4 April 2024   17:34 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lilin Paskah yang sudah menyala, simbol terang Yesus. (Dokumentasi pribadi)

Ilustrasi: Lilin Paskah yang sudah menyala, simbol terang Yesus. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi: Lilin Paskah yang sudah menyala, simbol terang Yesus. (Dokumentasi pribadi)

Akhirnya, Hairus sampai pada sebuah konklusi bahwa Chairil --melalui puisi "Isa"-- memiliki pandangan bahwa Yesus adalah Isa dan Isa adalah Yesus.

Oleh karena itu, atas pandangan ini, saya mendapatkan hasil renungan tentang puisi "Isa" karya Chairil, yang tentu saja subjektif. Karenanya, sangat mungkin berbeda dengan hasil renungan pihak liyan.

Begini. Melalui puisi "Isa", Chairil agaknya tak hanya menghayati Isa yang Yesus sampai ke penyaliban-Nya.  Yang, oleh umat Kristen diperingati pada Jumat Agung sebagai masa penderitaan, kesengsaraan, dan kematian-Nya.

Tapi, Chairil agaknya menghayatinya hingga sampai ke kebangkitan-Nya. Karena, dalam larik-larik puisi termaksud ditemukan juga diksi yang mengajak pembaca, sekurang-kurangnya saya, merenungi kebangkitan Yesus. Mari kita baca larik-larik berikut ini!

//terbayang terang di mata masa/bertukar rupa ini segara//mengatup luka//aku bersuka//

Larik //terbayang terang di mata masa/, memuat diksi yang tak menggambarkan kegelapan, seperti suasana saat penyaliban Yesus yang gelap gulita disertai guntur --seperti yang tercatat di dalam Alkitab.

Tapi, justru sekalipun masih dalam bayangan, ada suasana yang terang, yang menerangi sebuah masa atau zaman. Dan, inilah buah dari kebangkitan Yesus. Yaitu, menerangi  kegelapan.

Selanjutnya, /bertukar rupa ini segara//, larik yang diksinya melukiskan ada perubahan, bertukar rupa, dari duka bertukar ke suka. Jadi, Chairil memandang bahwa penyaliban Isa yang Yesus itu membawa dampak perubahan.

Yaitu, yang luka (menganga) menjadi mengatup alias menutup. Dalam terminologi kekristenan dapat dikatakan bahwa orang  berdosa mendapat pengampunan. Atau,  dosanya ditebus melalui kesengsaraan dan kematian Yesus di kayu salib.

Chairil, dalam penghayatan ini, bukan mustahil (malah) dapat melebihi penghayatan penganut Nasrani. Karena, sangat mungkin ada penganut Nasrani yang kurang sejati, atau bahkan tak sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun