Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Langkah Kecil Kami Mengelola Limbah di Sekolah, Spirit Menjaga Asrinya Indonesia

6 Februari 2024   11:58 Diperbarui: 6 Februari 2024   12:02 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 2: Siswa fesyen show dengan busana rancangan sendiri dari limbah. (Dokumentasi sekolah)

Proses mengelola sampah plastik, khususnya cup plastik dan botol plastik, memang membutuhkan energi ekstra.

Di sekolah kami, sebelum cup plastik dimasukkan ke tempat yang disiapkan, siswa harus membuang dulu sisa cairan yang masih ada setelah melepaskan tutupnya, hingga tuntas. Tutup cup plastik dimasukkan ke tong sampah anorganik.

Dan, itu sama persis, ada proses penting yang harus dilakukan sebelum siswa meletakkan botol plastik di tempat yang disediakan. Yaitu, botol diremas atau dipipihkan dulu setelah tutup botol diambil. Dan, setelahnya, tutup botol (boleh) ditutupkan kembali.

Peremasan atau pemipihan botol terkait dengan tempat yang disediakan agar dapat memuat banyak botol. Sehingga, lebih efisien.

Selain itu, label yang melingkar di tubuh botol pun harus dilepas. Bagian ini  tak dapat didaur ulang. Tapi, beberapa siswa kami pernah memanfaatkannya untuk fesyen yang dipadukan dengan barang-barang bekas yang lain. Menarik juga ketika mereka mengadakan fesyen show saat HUT sekolah.

Ilustrasi 2: Siswa fesyen show dengan busana rancangan sendiri dari limbah. (Dokumentasi sekolah)
Ilustrasi 2: Siswa fesyen show dengan busana rancangan sendiri dari limbah. (Dokumentasi sekolah)

Selama ini proses tersebut berlangsung baik. Sekalipun tak dapat dimungkiri masih ada satu-dua siswa yang kadang lupa melakukan proses yang semestinya.

Namun, kami saling mengingatkan jika ketahuan ada yang melakukan kecerobohan. Karena kecerobohan berdampak terhadap bertambah lamanya mengelola sampah plastik. Jadi, tak efisien lagi.

Sampah plastik yang dapat didaur ulang, yang sudah terkumpul di tiap-tiap kelas, oleh siswa, biasanya siswa Duta Adiwiyata Kelas, ditimbangkan di petugas. Petugas ini, di sekolah kami, diperankan oleh seorang guru.

Siswa  yang menimbang sampah plastik selalu membawa buku saku untuk mencatat bobot hasil menimbang. Setelah itu, sampah plastik dikumpulkan di bank sampah, yang juga dikelola  oleh siswa dalam bimbingan guru.

Setiap akhir bulan, sampah plastik diambil oleh pengepul barang rongsok, yang dikelola oleh desa tempat sekolah kami berdiri, untuk dibeli. Atau, petugas dari sekolah mengantarkan ke pengepul untuk menjual rongsok plastik tersebut. Sekolah sudah bekerja sama sejak beberapa tahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun