Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengajar Setelah Liburan, Guru Menyiapkan Apa?

30 Desember 2023   07:37 Diperbarui: 30 Desember 2023   12:10 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya untuk kepentingan mengarahkan guru saat mengajar siswa, agar lebih fokus.  Tapi, juga untuk salah satu elemen bukti fisik kepentingan jabatan dalam karier guru.

Sifat persiapan yang administratif ini tak seberapa mendesak untuk dilengkapi. Artinya, sembari mengajar, atau di sela-sela mengajar, guru dapat melengkapinya.

Dan, justru yang demikian ini, yang sebetulnya menyentuh kebutuhan siswa. Karena konteksnya langsung  dimengerti guru, sehingga perangkat yang disediakan dapat dibuat relevan dengan kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan pembelajaran siswa.

Jadi, melengkapi  administrasi pembelajaran dapat dilakukan secara mengalir bersamaan dengan (ketika) guru sedang mengajar. Bahkan, jika dimungkinkan ada yang perlu diubah, di situlah (langsung) dilakukan perubahan. Sehingga, efektivitas  perangkat pembelajaran tersebut  benar-benar dirasakan, baik oleh guru maupun (lebih-lebih) oleh siswa.

Ada satu persiapan (lagi) yang jauh-jauh hari, sebelum masuk sekolah, (sebetulnya) harus dimiliki oleh guru, yaitu  membangun rasa; membangun emosi. Persiapan yang berbeda dengan persiapan administratif, ini kepentingannya tak dapat dibentuk sambil lalu, atau saat pembelajaran berlangsung.

Persiapan ini membutuhkan waktu yang lebih khusus dan relatif panjang. Karena, misalnya (ini yang sederhana), guru perlu mengidentifikasi siswanya. Di kelas, lebih-lebih sejak berlaku jalur Zonasi, selalu ada klasifikasi siswa dari sisi spirit.

Ada siswa yang spirit belajarnya tinggi. Ada siswa yang spirit belajarnya medium. Dan, ada siswa yang spirit belajarnya rendah.

Siswa yang spirit belajarnya medium, apalagi yang rendah, saat masuk  sekolah sehabis masa libur membutuhkan perhatian khusus dari guru. Karena bukan mustahil saat proses pembelajaran berlangsung, mereka ogah ambil peran di dalamnya.

Mereka mungkin tiduran, asyik sendiri, usil terhadap temannya, sering tengok-tengok keluar kelas, atau apalah perilakunya yang pasti tak konsentrasi belajar.

Dalam situasi seperti itu, guru yang memiliki tingkat kepekaan rasa dan emosi yang tinggi tak tinggal diam. Ia pasti mencari cara agar dalam diri  siswa yang dibersamai tersebut timbul spirit untuk terlibat belajar.

Guru yang sudah memiliki  jam terbang lama dalam membangun rasa dan emosi dengan beragam pengalaman, tak akan kehabisan daya kreatif dan inovatif demi siswa yang harus direngkuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun