Di dalam semua aktivitas itu dibutuhkan kecerdasan interpersonal, seperti yang ada dalam pemikiran Gardner. Dengan begitu, kalau ada pandangan bahwa pengurus OSIS hanya diisi oleh siswa yang cerdas dalam maksud cerdas akademik adalah sebuah pandangan yang perlu ditata ulang.
Bahkan jika lebih dalam kita ulik, pengurus OSIS membutuhkan beragam kecerdasan siswa. Kecuali kecerdasan sosial (interpersonal), pengurus OSIS juga membutuhkan kecerdasan kinestetik, spasial, dan yang lain.
Saat ada kegiatan class meeting, misalnya, olahraga, kecerdasan kinestetik sangat dibutuhkan. Tak mungkin ada kegiatan futsal tanpa peran siswa yang memiliki kompetensi kinestetik.
Setidaknya peran itu dibawakan oleh siswa yang terampil berolahraga. Dengan begitu, ketika diberi tanggung jawab mengurus aktivitas futsal, misalnya, ia dapat mengurusinya.
Maka, OSIS yang dibidani oleh siswa dengan bimbingan dan pendampingan pembina OSIS (guru) sudah semestinya membuka banyak ruang untuk menampung beragam kompetensi siswa.
Dalam hal demikian, sudah pasti dibutuhkan pengurus OSIS yang berasal dari berbagai kompetensi. Misalnya, ada yang berkompetensi dalam bidang bahasa, olahraga, matematika, sosial, seni, agama, sains, dan kesehatan. Semua ini ada dalam kategori cerdas.
Jadi benar memang siswa yang terpilih dalam pengurus OSIS adalah siswa yang cerdas. Tapi, sesuai dengan bidang kompetensinya masing-masing. Tak hanya, sekali lagi, cerdas sains dan matematika, lho!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H