Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengubah Miskonsepsi dalam Kepengurusan OSIS

24 Desember 2023   23:56 Diperbarui: 25 Desember 2023   06:30 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 2, Baris-berbaris saat LDK OSIS SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, 19-20 Desember 2023. (Dokumentasi pribadi)

Sehingga, siswa menghayati betul seluk-beluk pemilu, dari proses awal hingga akhir. Itu di antaranya yang menjadi alasan sekolah tak meminjam kotak dan bilik suara dari KPU setempat.

Dalam proses semua itu menunjukkan bahwa pemilihan pengurus OSIS --sekali lagi, khususnya jabatan ketua OSIS-- di sekolah kami melalui tahap-tahap seperti dalam pemilu.

Selain itu, dalam pemilihan selalu --sejak dulu hingga kini-- memunculkan enam calon ketua OSIS. Jumlah suara terbanyak menjadi ketua OSIS. Jumlah suara berikutnya menjadi wakil ketua OSIS.

Dan, untuk posisi sekretaris dan bendahara OSIS dipilih berdasarkan peminatan dan bakat dari empat yang masih belum mendapat jabatan. Enam pengurus OSIS yang sudah terpilih itulah yang disebut pengurus inti OSIS.

Sedangkan pemilihan untuk pengurus OSIS jabatan lainnya juga dilakukan seleksi, yang melibatkan pengurus inti OSIS lama, guru (kesiswaan dan pembina OSIS), dan pengurus inti OSIS baru.

Ilustrasi 2, Baris-berbaris saat LDK OSIS SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, 19-20 Desember 2023. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2, Baris-berbaris saat LDK OSIS SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, 19-20 Desember 2023. (Dokumentasi pribadi)

Proses pemilihan yang seperti itu dimaksudkan untuk mendapatkan pengurus OSIS yang berkualitas. Nah, pada titik ini kadang orangtua kurang tepat dalam memahaminya.

Saya menjumpai hal itu ketika ada orangtua salah satu pengurus OSIS yang menceritakan tentang anaknya yang terpilih menjadi pengurus OSIS. Begini ceritanya.

Orangtua tersebut (ia seorang ibu) mempercakapkan dengan suaminya mengenai anaknya yang menjadi pengurus OSIS. Karena si ibu tak percaya anaknya dapat menjadi pengurus OSIS.

Sebab, di mata ibu, si anak tak termasuk anak yang cerdas. Sehingga, tak masuk akal kalau kemudian diketahui bahwa anaknya terpilih menjadi pengurus OSIS. Bukankah pengurus OSIS terdiri atas anak-anak yang cerdas?

Pertanyaan itu muncul karena ternyata ia membandingkan pengurus OSIS pada zaman mereka (ibu dan suaminya) sekolah dengan saat ini, saat anaknya menjadi pengurus OSIS. Dulu, katanya, siswa yang menjadi pengurus OSIS anak-anak yang pintar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun