Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Siswa Satu sekolah di Tempat Orang Tua Bekerja, Apa Konsekuensinya?

8 Desember 2023   09:56 Diperbarui: 8 Desember 2023   15:38 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsekuensi dari dua kelompok di atas berbeda dengan konsekuensi dari anak dalam kelompok di bawah rata-rata. Konsekuensi ini dapat mengena (juga) kepada banyak pihak dan lebih ke arah yang kurang baik.

Dalam masa penilaian, misalnya,  guru yang mengajar anak yang dimaksud  tak mudah dalam memutuskan nilai.  Sebab, betapa pun, keputusan itu akan berdampak terhadap orang tua anak.  

Apalagi kalau orang tua anak itu sama-sama guru, yang setiap hari bertemu dan bersenda gurau dalam satu ruang. Ini akan menjadi beban sangat berat bagi guru yang mengajar anaknya.

Sekalipun secara profesional, guru harus objektif. Tapi, hati tak dapat dibohongi. Bayang-bayang rekan  yang memiliki anak yang  harus dinilainya tak mudah hilang dari pikirannya.

Sebenarnya tak menimbulkan apa pun kalau orang tua anak, yang juga teman seperjuangan, dapat menerima kenyataan yang ada pada diri anaknya. Jika tak mau menerima kenyataan, ini yang menjadi problem.

Tak hanya menyulitkan bagi guru  yang mengajar anaknya. Tapi, juga bagi kepala sekolah. Karena bukan mustahil, guru yang mengajar anaknya akhirnya meminta pertimbangan kepada kepala sekolah saat mengambil keputusan akhir.

Problem akan semakin berat kalau orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di sekolah tempat ia bekerja sejak awal sudah memiliki tujuan agar guru yang mengajar anaknya mau "membantu".

Pada poin ini pasti terjadi pro dan kontra di antara guru yang mengajar anak yang termaksud, bahkan melebar ke guru yang lain. Ada yang mau "membantu" karena kasihan. Tapi, ada yang menolak karena khawatir diprotes oleh siswa lain dalam satu kelas anak  tersebut.

Sebab, anak-anak, terutama yang ada dalam satu kelas itu, satu terhadap yang lain sudah pasti saling menilai (dalam hati)  karena setiap hari mereka beraktivitas bersama.

Akhirnya mereka saling mengetahui kompetensi satu terhadap yang lain. Misalnya, mana anak yang termasuk kelompok di atas rata-rata, mana anak   kelompok rata-rata, dan mana anak kelompok di bawah rata-rata.

Bahkan, anak-anak yang termasuk dalam kelompok di bawah rata-rata pun boleh jadi  sudah mengetahui posisi mereka masing-masing, setidaknya, dalam kelompoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun