Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Senyum Buruh Itu Kisah Inspiratif Saat Ramadan (Ini) bagi Kami

9 April 2023   23:57 Diperbarui: 10 April 2023   00:40 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Buruh tani terlihat semangat dan ceria meskipun di atas truk bak terbuka pada Sabtu, 9/4/2023, siang yang panas. (Dokumentasi pribadi)

Perjalanan kami dari Pati ke Kudus, Jawa Tengah, cukup lancar Minggu (9/4/2023) siang. Saat memasuki wilayah Kudus, kami mengiring sebuah truk.

Di atas truk terlihat banyak penumpang, yang kemudian merangsang kepala saya menyimpulkan bahwa mereka adalah buruh tani. Ini terlihat dari pakaian yang mereka kenakan dan topi, juga  kain yang menutupi kepala mereka.

Sepertinya tidak ada satu pun di antara mereka yang berkepala telanjang. Kalau tidak mengenakan topi, mereka mengenakan jilbab, atau kain yang dililitkan di kepala. 

Bahkan, sepertinya ada yang memadukan keduanya, kepalanya bertopi atau berjilbab dan berlilitkan kain.


Tentu dengan cara begitu, terik mentari yang siang itu tidak terkira panasnya, tidak memanaskan kepala mereka. Saya pun meyakini bahwa ketika truk berjalan, angin menerpa mereka, keadaan tidaklah panas.

Tetapi, ketika truk berhenti persimpangan jalan karena, misalnya, traffic light menyala merah, pasti keadaan panasnya bukan kepalang. Saya bisa membayangkan bagaimana rasanya tubuh mereka di atas truk bak terbuka dalam sengatan mentari yang panas.

Dalam keadaan seperti itu saya mengingat-ingat masa kecil saya ketika menggembalakan sapi di ladang, yang tanpa ada tanaman besarnya. Hanya ada hamparan rumput luas membentang.

Karenanya, saat panas terik, saya dan teman-teman penggembala, sering mencari gundukan tanah yang bisa untuk berteduh. Itu pun tidak sepenuhnya terasa teduh. Sebab, hawa panas masih menyergap wajah kami.

Apalagi di atas truk bak terbuka pada siang yang panas terik, tentu panasnya lebih lagi yang dirasakan oleh saudara-saudara buruh tani tersebut.

Belum lagi ada tambahan karbon yang dimuntahkan oleh kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor. Tentu menambah (lagi) suhu menjadi lebih panas.

Toh begitu, wajah mereka tetap terlihat ceria. Bahkan, ketika kendaraan kami berjajar dengan truk yang mereka tumpangi karena bertepatan dengan traffic light menyala merah, saya sangat jelas melihat keceriaannya.

Ya, ini kesempatan bagi saya untuk memotretnya. Karena otak saya langsung menyambut bahwa ini bisa dibuat ilustrasi artikel untuk tema Kisah Inspiratif Ramadan dalam Samber Berhadiah THR 2023, Kompasiana.

Bahkan, artikelnya pun bisa bersumber dari pemandangan tersebut. Mengapa?

Karena, saya memandang saudara-saudara buruh tani yang di atas truk itu sedang berjuang untuk mempertahankan hidup. Sekalipun saya tidak mengetahui apakah mereka puasa atau tidak saat Ramadan ini.

Entah mereka menjalankan ibadah puasa atau tidak, yang pasti bagi saya mereka adalah sedang berjuang untuk diri mereka sendiri, atau bahkan untuk keluarga.

Tetapi, melihat raut wajah mereka (yang beberapa sudah tampak berusia), saya berani mengatakan bahwa perjuangan mereka itu tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarga. Artinya, di pundaknya keluarga berharap.

Ilustrasi 2: Terlihat ada yang laki-laki dan wanita. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Terlihat ada yang laki-laki dan wanita. (Dokumentasi pribadi)

Kita bayangkan bahwa mereka sedang menjalankan ibadah puasa. Tentu, perjuangan ini lebih berat lagi, bukan?

Sebab, selain mereka berjuang untuk menahan nafsu, juga tetap bersemangat untuk berkarya karena di rumah keluarga sudah  menanti ada hasil yang dibawa pulang.

Sebagai tambahan, sekarang, lokasi bekerja buruh tani bisa saja jauh. Tidak hanya sebatas di desa atau kecamatan mereka berdomisili.

 
Tetapi, bisa sampai keluar desa atau kecamatan, bahkan kabupaten mereka tinggal. Hal ini terjadi semata-mata untuk mempertahankan hidup. Ini sepengetahuan saya di daerah kami. Samakah di daerah Anda?

Maka, para buruh tani yang berada di atas truk yang kami jumpai di jalur jalan Pati-Kudus, Jawa Tengah, itu bisa-bisa memang bekerja (menjadi buruh tani) di daerah lain.

Sehingga, mereka pulang-pergi harus menaiki kendaraan bermotor. Di antaranya truk, seperti kami menemukannya itu.

Dengan begitu, ini semakin mempertegas bahwa kisah hidup buruh tani yang masih dengan semangat dan ceria dalam berjuang untuk mempertahankan hidup   meskipun berada dalam bulan Ramadan --yang bukan mustahil mereka (juga) melakukan  puasa---tidak main-main.

Artinya, mereka pribadi-pribadi yang tangguh dan perkasa dalam mengarungi kehidupan. Perlu diketahui, di atas truk yang kami jumpai, ada buruh tani laki-laki dan wanita.  

Jadi, sangat wajar kalau kemudian perjuangan mereka bertahan hidup dalam situasi yang penuh tantangan tetap   semangat dan ceria, itu menginspirasi kami. Kiranya menginspirasi Anda juga.

Sayang, saya tidak dapat mewawancarai mereka walaupun salah satunya saja. Sebab, mereka di atas truk bak terbuka berpanas-panasan, sementara saya bersama keluarga berada di kendaraan lain.

Tetapi, kami masih bisa saling memandang saat berhenti karena traffic light menyala merah. Bahkan, seperti sudah disebutkan di atas, saya dapat memotretnya dan (luar biasanya) beberapa di antara mereka tampak tersenyum.

Dan, tentu saja, andai saya bisa mewawancarainya akan mendapat informasi yang semakin menguatkan isi artikel ini dan membuat artikel ini semakin bermakna.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun